
Bos BEI: Kenaikan Suku Bunga Acuan Adalah Jalan Keluar
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
09 May 2018 12:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio berpendapat, salah satu cara agar depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak berlanjut adalah dengan menaikkan suku bunga acuan atau BI 7Day Repo Rate.
"Menurut saya menaikkan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) tidak akan lagi memengaruhi pandangan masyarakat mengenai saham, karena itu sudah restore in untuk mereka," terang Tito kepada media ketika dijumpai dalam pencatatan saham BRI Syariah, di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (9/5).
Lebih lanjut, kata Tito, kinerja emiten yang saham-sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesi masih bagus. Rata-rata imbah hasil tumbuh 20%, dan likuiditas perdagangan saham juga naik.
"Likuiditas Indonesia lebih besar dibandingkan di Thailand, ini menunjukkan pasar modal Indonesia masih didukung oleh perusahaan yang hasilnya bagus, portofolio bagus dan likuiditas yang menguat," tambah Tito.
Secara terpisah, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya mengatakan, belajar dari kondisi-kondisi serupa sebelumnya, situasi ini hanya sementara, apalagi mengingat fundamental Indonesia yang jauh lebih kuat.
"Tidak perlu terlalu memusingkan soal indeks saham, ini justru waktunya top up kan?," kata Alpino.
(hps) Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah
"Menurut saya menaikkan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) tidak akan lagi memengaruhi pandangan masyarakat mengenai saham, karena itu sudah restore in untuk mereka," terang Tito kepada media ketika dijumpai dalam pencatatan saham BRI Syariah, di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (9/5).
Lebih lanjut, kata Tito, kinerja emiten yang saham-sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesi masih bagus. Rata-rata imbah hasil tumbuh 20%, dan likuiditas perdagangan saham juga naik.
Secara terpisah, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya mengatakan, belajar dari kondisi-kondisi serupa sebelumnya, situasi ini hanya sementara, apalagi mengingat fundamental Indonesia yang jauh lebih kuat.
"Tidak perlu terlalu memusingkan soal indeks saham, ini justru waktunya top up kan?," kata Alpino.
(hps) Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah
Most Popular