
BI, Jangan Terus Kuras Cadangan Devisamu!
Ramadhani Prihatini, CNBC Indonesia
09 May 2018 11:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir terus melemah, pada Rabu (9/5/2018) pukul 10.00 WIB, Dolar AS di pasar spot dibanderol Rp 14.080. Tak ayal hal itu membuat Bank Indonesia (BI) harus menguras cadangan devisanya hingga US$ 124,86 miliar di April 2018.
Sejumlah ekonom menilai Bank Indonesia harus melakukan langkah meredam depresiasi rupiah selain dengan cara intervensi melalui cadangan devisa.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menjelaskan Bank Indonesia telah banyak melakukan intervensi di pasar valas dan Surat Berharga Negara (SBN) dalam dua bulan terakhir. Langkah-langkah stabilisasi rupiah tersebut berimbas pada penurunan cadangan devisa April yang kembali turun di level US$ 124,86 miliar.
"Kedepannya, BI diperkirakan masih akan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi rupiah melalui first line of defense dalam rangka menekan volatilitas nilai tukar rupiah," ujar Josua kepada CNBC Indonesia, Rabu (9/5/2018).
Ekonom BCA, David Sumual berujar Bank Indonesia semestinya bisa menaikkan suku bunga acuan sebagai salah satu solusi depresiasi Rupiah. "Mungkin mulai semester II bisa dipertimbangkan kenaikan 25-50 bps," kata dia.
Ekonom Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono bilang Bank Indonesia tidak bisa menolak siklus normalisasi suku bunga. Saat ini untuk menguatkan Rupiah opsi yang harus ditempuh BI adalah menaikkan suku bunga acuan.
"Saya yakin kenaikan suku bunga bisa membantu, minimal untuk mengurangi derasnya intervensi yang menguras cadangan devisa," jelas Tony.
(dru) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Sejumlah ekonom menilai Bank Indonesia harus melakukan langkah meredam depresiasi rupiah selain dengan cara intervensi melalui cadangan devisa.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menjelaskan Bank Indonesia telah banyak melakukan intervensi di pasar valas dan Surat Berharga Negara (SBN) dalam dua bulan terakhir. Langkah-langkah stabilisasi rupiah tersebut berimbas pada penurunan cadangan devisa April yang kembali turun di level US$ 124,86 miliar.
Ekonom BCA, David Sumual berujar Bank Indonesia semestinya bisa menaikkan suku bunga acuan sebagai salah satu solusi depresiasi Rupiah. "Mungkin mulai semester II bisa dipertimbangkan kenaikan 25-50 bps," kata dia.
Ekonom Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono bilang Bank Indonesia tidak bisa menolak siklus normalisasi suku bunga. Saat ini untuk menguatkan Rupiah opsi yang harus ditempuh BI adalah menaikkan suku bunga acuan.
"Saya yakin kenaikan suku bunga bisa membantu, minimal untuk mengurangi derasnya intervensi yang menguras cadangan devisa," jelas Tony.
(dru) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS
Most Popular