
Rupiah di Posisi Terlemah Lawan Yuan Sejak 2015
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
09 May 2018 11:00

Jakarta, CNBC Indonesia- Nilai tukar rupiah terhadap yuan China menyentuh titik terlemah sejak akhir 2015. Penguatan yuan didorong oleh pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu yang semakin membaik.
Pada Rabu (9/5/2018) pukul 10:00 WIB, CNY 1 dibanderol Rp 2.208,85. Rupiah melemah 0,22% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Pelemahan rupiah menyebabkan harga jual yuan di sejumlah bank mencapai lebih dari Rp 2.300. Berikut data perdagangan yuan hingga pukul 10:10 WIB:
Penguatan yuan pada pagi ini didorong oleh prospek pertumbuhan ekonomi China pada kuartal II-2018 yang menunjukkan tanda perbaikan. Hal ini didorong oleh kinerja ekspor yang meningkat.
Pertumbuhan ekspor China pada April 2018 mencapai 12,9%. Angka tersebut melebihi dari ekspektasi para analis yang memperkirakan di kisaran 6,3%. Pencapaian tersebut juga berhasil membalikan kinerja negatif pada bulan lalu yang mencapai -2,7%.
Meningkatnya kinerja ekspor berdampak kepada kenaikan surplus perdagangan China. Pada April 2018, surplus perdagangan China mencapai US$ 28,78 miliar atau melebihi dari ekpektasi para analis di kisaran US$ 24,70 miliar. Pencapaian pada periode tersebut menutupi kinerja pada bulan lalu di mana China mengalami defisit US$ 4,98 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Perang Dagang Juga Bikin Rupiah Ikut Terjungkal
Pada Rabu (9/5/2018) pukul 10:00 WIB, CNY 1 dibanderol Rp 2.208,85. Rupiah melemah 0,22% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
![]() |
Pelemahan rupiah menyebabkan harga jual yuan di sejumlah bank mencapai lebih dari Rp 2.300. Berikut data perdagangan yuan hingga pukul 10:10 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 2.100,00 | Rp 2.255,00 |
Bank BRI | Rp 2.130,50 | Rp 2.290,26 |
Bank BTN | Rp 2.089,00 | Rp 2.323,00 |
Bank BCA | Rp 2.138,00 | Rp 2.270,00 |
Penguatan yuan pada pagi ini didorong oleh prospek pertumbuhan ekonomi China pada kuartal II-2018 yang menunjukkan tanda perbaikan. Hal ini didorong oleh kinerja ekspor yang meningkat.
Pertumbuhan ekspor China pada April 2018 mencapai 12,9%. Angka tersebut melebihi dari ekspektasi para analis yang memperkirakan di kisaran 6,3%. Pencapaian tersebut juga berhasil membalikan kinerja negatif pada bulan lalu yang mencapai -2,7%.
Meningkatnya kinerja ekspor berdampak kepada kenaikan surplus perdagangan China. Pada April 2018, surplus perdagangan China mencapai US$ 28,78 miliar atau melebihi dari ekpektasi para analis di kisaran US$ 24,70 miliar. Pencapaian pada periode tersebut menutupi kinerja pada bulan lalu di mana China mengalami defisit US$ 4,98 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Perang Dagang Juga Bikin Rupiah Ikut Terjungkal
Most Popular