Konsumsi Lemah, Masyarakat Pilih Nabung Ketimbang Belanja
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 May 2018 12:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat lebih memilih untuk menabung dan investasi ketimbang belanja di awal 2018. Hal ini membuat tingkat konsumsi masyarakat dalam laporan pertumbuhan ekonomi stagnan di 4,95%.
"Ada beberapa indikasi, persentase pendapatan yang dikonsumsi di kuartal I-2018 lebih rendah dari kuartal I-2017. Persentase pendapatan lebih rendah, uangnya ditabung, ada yang investasi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi persnya di Gedung BPS, Senin (7/5/2018).
Kemudian, Suhariyanto menambahkan untuk konsumsi makanan dan minuman juga terlihat melambat walaupun tetap tumbuh positif. BPS menilai ada pergeseran konsumsi masyarakat.
"Kelihatannya ada indikasi pergeseran non leisure ke leisure (hiburan)," tutur Suhariyanto.
BPS optimistis konsumsi rumah tangga harapannya akan meningkat ke depannya. "Ke depan saya berharap ekspor itu membaik, dan impor tinggi sekali. Di bulan Maret kita sudah surplus. Dengan kenaikan harga komodtas yang tinggi. Kita perlu gerakan industri non migas supaya ada vaude added," jelas Suhariyanto.
BPS telah merilis ekonomi Indonesia di kuartal I-2018 yang tumbuh 5,06%. Angka tersebut di bawah hasil konsensus yang dilakukan CNBC Indonesia.
Hal ini disebabkan salah satunya karena konsumsi rumah tangga atau masyarakat tak bergerak alias stagnan di bawah 5%. Jika dilihat komposisi PDB Indonesia berdasarkan pengeluaran. Konsumsi masih di bawah 5%.
Berikut komposisinya :
(dru/dru) Next Article Tiga Jurus Pemerintah dan BI Jaga Inflasi di 3,5%
"Ada beberapa indikasi, persentase pendapatan yang dikonsumsi di kuartal I-2018 lebih rendah dari kuartal I-2017. Persentase pendapatan lebih rendah, uangnya ditabung, ada yang investasi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi persnya di Gedung BPS, Senin (7/5/2018).
Kemudian, Suhariyanto menambahkan untuk konsumsi makanan dan minuman juga terlihat melambat walaupun tetap tumbuh positif. BPS menilai ada pergeseran konsumsi masyarakat.
BPS optimistis konsumsi rumah tangga harapannya akan meningkat ke depannya. "Ke depan saya berharap ekspor itu membaik, dan impor tinggi sekali. Di bulan Maret kita sudah surplus. Dengan kenaikan harga komodtas yang tinggi. Kita perlu gerakan industri non migas supaya ada vaude added," jelas Suhariyanto.
BPS telah merilis ekonomi Indonesia di kuartal I-2018 yang tumbuh 5,06%. Angka tersebut di bawah hasil konsensus yang dilakukan CNBC Indonesia.
Hal ini disebabkan salah satunya karena konsumsi rumah tangga atau masyarakat tak bergerak alias stagnan di bawah 5%. Jika dilihat komposisi PDB Indonesia berdasarkan pengeluaran. Konsumsi masih di bawah 5%.
Berikut komposisinya :
- Konsumsi : 4,95%
- Konsumsi LNPRT (Lembaga Non-Profit Rumah Tangga) : 8,09%
- Konsumsi Pemerintah : 2,73%
- Investasi : 7,95%
- Ekspor : 6,17%
- Impor : 12,75%
(dru/dru) Next Article Tiga Jurus Pemerintah dan BI Jaga Inflasi di 3,5%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular