Pertumbuhan Ekonomi Mengecewakan, Laju IHSG Tertahan
Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 May 2018 12:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sampai dengan akhir sesi 1 tertahan oleh rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal-I 2018 yang jauh di bawah ekspektasi. Sampai dengan rehat siang, IHSG menguat 0,85% ke level 5.841,41. Sebelumnya, IHSG sempat menguat hingga lebih dari 1%.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal-I 2018 di level 5,06% YoY, jauh lebih rendah dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia sebesar 5,18% YoY. Secara quarter-on-quarter (QoQ), ekonomi Indonesia melemah 0,42%.
"Ekonomi Indonesia pada kuartal I-2018 tumbuh 5,06% yoy dan minus 0,42% pada q to q (quarter to quarter). Kita berhadap pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi lagi karena ada momentum-momentum yang bisa memacu ekonomi. Ada Ramadan, Pilkada dan Asian Games," kata Kepala BPS Suhariyanto.
Capaian sepanjang kuartal-I 2018 tak berbeda jauh jika dibandingkan dengan realisasi kuartal-I 2017. Kala itu, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,01% YoY. Lemahnya laju ekonomi domestik salah satunya disebabkan oleh konsumsi rumah tangga yang belum bisa bangkit.
Sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, konsumsi rumah tangga yang merupakan komponen utama ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 4,95% YoY, tak jauh berbeda dengan capaian periode yang sama tahun lalu sebesar 4,94%. Padahal, perbaikan konsumsi diharapkan mampu menopang laju ekonomi domestik pada tahun ini.
Merespon pertumbuhan ekonomi yang tak mampu memenuhi ekspektasi para ekonom, investor asing melakukan jual bersih sebesar Rp 220,84 miliar.
Dari sisi eksternal, sentimen memang tak mendukung bagi bursa saham dalam negeri untuk terus melanjutkan penguatan. Pertama, pertemuan delegasi AS-China selama 2 hari pada 3-4 Mei silam terkait hal perdagangan tidak membuahkan hasil yang manis.
Hal ini dketahui dari cuitan Presiden AS Donald Trump di Twitter. Mantan pebisnis tersebut mengeluhkan bahwa China seolah enggan melepaskan diri dari surplus perdagangan yang besar dengan Negeri Paman Sam.
"Delegasi tingkat tinggi kami telah melakukan pertemuan panjang dengan para pemimpin dan pelaku usaha China. Kami akan segera merumuskan langkah berikutnya, tetapi sepertinya sulit bagi China karena mereka terlalu manja dengan kemenangan dagang atas AS!" tegas Trump melalui akun @realDonaldTrump.
Kedua, potensi kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif dari rencana juga masih menghantui. Pasalnya, tingkat pengangguran AS per akhir bulan lalu diumumkan sebesar 3,9%, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 4%.
Sebagai catatan, capaian tersebut merupakan yang terbaik dalam hampir 18 tahun terakhir. Kuatnya data tenaga kerja tersebut sangat mungkin mendorong the Fed untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini.
Next Article Pertumbuhan Ekonomi Meleset, IHSG Mulai Balik Arah
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal-I 2018 di level 5,06% YoY, jauh lebih rendah dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia sebesar 5,18% YoY. Secara quarter-on-quarter (QoQ), ekonomi Indonesia melemah 0,42%.
"Ekonomi Indonesia pada kuartal I-2018 tumbuh 5,06% yoy dan minus 0,42% pada q to q (quarter to quarter). Kita berhadap pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi lagi karena ada momentum-momentum yang bisa memacu ekonomi. Ada Ramadan, Pilkada dan Asian Games," kata Kepala BPS Suhariyanto.
Sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, konsumsi rumah tangga yang merupakan komponen utama ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 4,95% YoY, tak jauh berbeda dengan capaian periode yang sama tahun lalu sebesar 4,94%. Padahal, perbaikan konsumsi diharapkan mampu menopang laju ekonomi domestik pada tahun ini.
Merespon pertumbuhan ekonomi yang tak mampu memenuhi ekspektasi para ekonom, investor asing melakukan jual bersih sebesar Rp 220,84 miliar.
Dari sisi eksternal, sentimen memang tak mendukung bagi bursa saham dalam negeri untuk terus melanjutkan penguatan. Pertama, pertemuan delegasi AS-China selama 2 hari pada 3-4 Mei silam terkait hal perdagangan tidak membuahkan hasil yang manis.
Hal ini dketahui dari cuitan Presiden AS Donald Trump di Twitter. Mantan pebisnis tersebut mengeluhkan bahwa China seolah enggan melepaskan diri dari surplus perdagangan yang besar dengan Negeri Paman Sam.
"Delegasi tingkat tinggi kami telah melakukan pertemuan panjang dengan para pemimpin dan pelaku usaha China. Kami akan segera merumuskan langkah berikutnya, tetapi sepertinya sulit bagi China karena mereka terlalu manja dengan kemenangan dagang atas AS!" tegas Trump melalui akun @realDonaldTrump.
Kedua, potensi kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif dari rencana juga masih menghantui. Pasalnya, tingkat pengangguran AS per akhir bulan lalu diumumkan sebesar 3,9%, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 4%.
Sebagai catatan, capaian tersebut merupakan yang terbaik dalam hampir 18 tahun terakhir. Kuatnya data tenaga kerja tersebut sangat mungkin mendorong the Fed untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini.
Next Article Pertumbuhan Ekonomi Meleset, IHSG Mulai Balik Arah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular