
Jadi Emiten, Punjabi Cs akan Lepas 20% Sahamnya Ke Publik
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
04 May 2018 15:56

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Multi Dimensia (MD) Entertainment berencana untuk melepas sekitar 15% hingga 20% saham ke publik dari valuasi perusahaan sebesar Rp 2 triliun melalui initial public offering (IPO).
Target dana yang akan dihimpun dalam IPO yang akan dilaksanakan pada 17 Juli 2018 mendatang mencapai Rp 300 miliar. Rencananya perusahaan yang dimiliki keluarga Punjabi ini akan menggunakan kode saham FILM.
"Insya Allah 17 Juli 2018 kami siap IPO. Hari ini merupakan sesuatu yang luar biasa. Jadi MD Pictures akan jadi benchmark film juga industri yang sudah listed di Bursa Efek Indonesia (BEI)," ujar Manoj Punjabi, CEO MD Entertainment di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (4/5/2018).
Nantinya, dana dari hasil IPO tersebut akan digunakan oleh perusahaan untuk melebarkan sayap industri filmnya ke kancah internasional.
"Dengan dana tersebut kami akan gampang lagi ekspansi ke luar negeri. Rata-rata kami memproduksi film budget dan promosi Rp 10 miliar hingga Rp 15 miliar, bayangkan berapa film yang dapat kami buat," tambah Manoj.
PT NH Korindo ditunjuk sebagai penjamin emisi efek dalam rencana IPO tersebut.
IPO permudah ekspansi ke luar negeri
Manajemen MD Entertaiment menambahkan dengan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) MD Entertainment ingin mengajak para investor agar bisa ikut andil dalam mengembangkan industri film di Indonesia.
"Kami ingin menampilkan level yang berbeda dalam industri film, agar investor percaya dengan industri ini. Sehingga minat ke industri ini akan lebih tinggi lagi," tambah Manoj Punjabi.
Dirinya menambahkan, saat ini aset perusahaan yang mencapai Rp 1,1 triliun dan ekuitas melebihi Rp 1 triliun pada catatan pembukuan Februari 2018.
"Saya yakin dengan IPO tersebut ekspansi ke luar negeri akan lebih mudah lagi. Kami akan membawa artis-artis Indonesia ke kancah international," tambah Manoj.
Saat ini, pihaknya sedang menggarap beberapa proyek film dengan budget tertinggi yaitu proyek yang berjudul DOA dengan total dana mencapai Rp 20 miliar di luar dana promosi film.
Selain itu, MD Entertainment tidak menghiraukan dengan kondisi pasar yang sedang melemah. Mengingat kelemahan pasar tersebut dinilai tidak berpengaruh terhadap antusias masyarakat terhadap industri perfilman.
"Kalau saya lihat market sedang drop itu hal yang biasa, kalau ekonomi juga sedang drop tapi masyarakat tetap mau nonton film jadi bagi saya ga masalah," tambah Manoj.
(roy) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Target dana yang akan dihimpun dalam IPO yang akan dilaksanakan pada 17 Juli 2018 mendatang mencapai Rp 300 miliar. Rencananya perusahaan yang dimiliki keluarga Punjabi ini akan menggunakan kode saham FILM.
"Dengan dana tersebut kami akan gampang lagi ekspansi ke luar negeri. Rata-rata kami memproduksi film budget dan promosi Rp 10 miliar hingga Rp 15 miliar, bayangkan berapa film yang dapat kami buat," tambah Manoj.
PT NH Korindo ditunjuk sebagai penjamin emisi efek dalam rencana IPO tersebut.
IPO permudah ekspansi ke luar negeri
Manajemen MD Entertaiment menambahkan dengan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) MD Entertainment ingin mengajak para investor agar bisa ikut andil dalam mengembangkan industri film di Indonesia.
"Kami ingin menampilkan level yang berbeda dalam industri film, agar investor percaya dengan industri ini. Sehingga minat ke industri ini akan lebih tinggi lagi," tambah Manoj Punjabi.
Dirinya menambahkan, saat ini aset perusahaan yang mencapai Rp 1,1 triliun dan ekuitas melebihi Rp 1 triliun pada catatan pembukuan Februari 2018.
"Saya yakin dengan IPO tersebut ekspansi ke luar negeri akan lebih mudah lagi. Kami akan membawa artis-artis Indonesia ke kancah international," tambah Manoj.
Saat ini, pihaknya sedang menggarap beberapa proyek film dengan budget tertinggi yaitu proyek yang berjudul DOA dengan total dana mencapai Rp 20 miliar di luar dana promosi film.
Selain itu, MD Entertainment tidak menghiraukan dengan kondisi pasar yang sedang melemah. Mengingat kelemahan pasar tersebut dinilai tidak berpengaruh terhadap antusias masyarakat terhadap industri perfilman.
"Kalau saya lihat market sedang drop itu hal yang biasa, kalau ekonomi juga sedang drop tapi masyarakat tetap mau nonton film jadi bagi saya ga masalah," tambah Manoj.
(roy) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular