Rupiah Melemah, Bank Mulai Jual Yuan Rp 2.300
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
04 May 2018 10:53
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap yuan China bergerak melemah. Pertumbuhan sektor jasa di serta perkembangan negosiasi dagang China-Amerika Serikat (AS) ikut memberikan sentimen positif bagi yuan.
Pada Jumat (4/5/2018) pukul 10:10 WIB, CNY 1 dibanderol Rp 2.196,04. Rupiah melemah 0,16% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.
(insert grafis)
Pelemahan rupiah ikut mendorong harga jual yuan di beberapa bank nasional mulai bergerak naik dan menembus Rp 2.300. Berikut data perdagangan yuan hingga pukul 10:20 WIB:
Penguatan yuan didorong oleh rilis data pertumbuhan industri jasa di China. Data yang bersumber dari Markit Economics menunjukkan, indeks pertumbuhan jasa di China menembus angka 52,9 atau lebih besar dari perkiraan yang sebesar 52,3.
Pertumbuhan industri jasa di China semakin menunjukkan bahwa ekonomi Negeri Tirai Bambu masih menggeliat. Pada kuartal I-2018, pertumbuhan ekonomi China mencapai 6,8% year-to-year (YoY).
Perkembangan negosiasi dagang antara AS dan China ikut memberikan kesan positif bahwa perang dagang semakin mereda. Beberapa hari lalu perwakilan pemerintah AS datang ke China untuk membicarakan negosiasi dagang, terutama soal penentuan tarif impor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Perang Dagang Juga Bikin Rupiah Ikut Terjungkal
Pada Jumat (4/5/2018) pukul 10:10 WIB, CNY 1 dibanderol Rp 2.196,04. Rupiah melemah 0,16% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.
(insert grafis)
 Reuters |
Pelemahan rupiah ikut mendorong harga jual yuan di beberapa bank nasional mulai bergerak naik dan menembus Rp 2.300. Berikut data perdagangan yuan hingga pukul 10:20 WIB:
| Bank | Harga Beli | Harga Jual |
| Bank Mandiri | Rp 2.093,00 | Rp 2.248,00 |
| Bank BRI | Rp 2.116,88 | Rp 2.276,42 |
| Bank BTN | Rp 2.083,00 | Rp 2.304,00 |
| Bank BCA | Rp 2.125,00 | Rp 2.256,00 |
Penguatan yuan didorong oleh rilis data pertumbuhan industri jasa di China. Data yang bersumber dari Markit Economics menunjukkan, indeks pertumbuhan jasa di China menembus angka 52,9 atau lebih besar dari perkiraan yang sebesar 52,3.
Pertumbuhan industri jasa di China semakin menunjukkan bahwa ekonomi Negeri Tirai Bambu masih menggeliat. Pada kuartal I-2018, pertumbuhan ekonomi China mencapai 6,8% year-to-year (YoY).
Perkembangan negosiasi dagang antara AS dan China ikut memberikan kesan positif bahwa perang dagang semakin mereda. Beberapa hari lalu perwakilan pemerintah AS datang ke China untuk membicarakan negosiasi dagang, terutama soal penentuan tarif impor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Perang Dagang Juga Bikin Rupiah Ikut Terjungkal
Most Popular