
ASSA & SMGR Bagikan Dividen, Kinerja WIKA & TLKM Tertekan
Ratelia Nabila, CNBC Indonesia
02 May 2018 09:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi korporasi yang dibukukan oleh para emiten kembali menyita perhatian investor. Aksi korporasi kali ini, meliputi bagi-bagi dividen oleh emiten berkapitalisasi besar dan kinerja perusahaan yang kembali tertekan.
Aksi korporasi tersebut, akan berperan sebagai salah satu katalis bagi investor dalam menentukan arah investasi dan pergerakan pasar. Berikut aksi korporasi, yang telah dirangkum oleh CNBC Indonesia:
1. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), Bagi Dividen Meskipun Kinerja Perusahaan Menurun
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), bagikan dividen kepada pemegang sahamnya sebesar 40% dari laba bersih 2017 atau setara Rp 805,67 miliar kepada public melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) (30/04/2018).
Dengan demikian pemegang sahamnya memperoleh dividen senilai Rp 135,83 per saham. Sementara dividen yield perusahaan dengan asumsi harga saham penutupan sore ini adalah sebesar 1,40%. Tahun lalu perusahaan mencatatkan laba bersih yang turun signifikan sebesar 54,95% dari Rp 4,53 triliun pada 2016 menjadi Rp 2,04 triliun.
2. PT Adi Sarana Tbk Bagi Dividend dan Kembangkan Lelang Motor
PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) membagikan dividen sebesar Rp 41,2 miliar atau sejumlah 40% dari total laba bersih perseroan tahun buku 2017 sebesar Rp 103 miliar. Dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), setiap pemegang saham menyepakati total dividen yang dibagikan per lembar saham senilai Rp 12/saham sebagai dividen tunai.
Perusahaan, juga menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 1,2 triliun yang akan digunakan untuk mengembangkan bisnis lelang motor. Hingga saat ini, perusahaan telah memiliki 11 cabang lelang motor di kota-kota besar Indonesia. Selain itu, perseroan juga akan mengembangkan bisnis penyewaan kendaraan logistik.
Berdasarkan RUPST (30/04/2018), perusahaan akan menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 25% hingga 30% dibandingkan laba tahun 2017.
3. Beban Lain-lain Naik, Laba PT Wijaya Karya Tbk Anjlok
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatatkan kinerja keuangan yang kurang menggembirakan. Pada kuartal I-2018 BUMN karya ini mencatatkan laba bersih Rp 171,22 miliar atau turun 30,14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 245,07 miliar.
Berdasarkan rincian laporan keuangan 2018, perusahaan mencatatkan kenaikan beban 2.848,98% menjadi Rp 216,75 miliar. Penyumbang terbesar kenaikan beban lain-lain adalah beban pajak penghasilan final yang mencapai Rp 149,49 miliar dan beban dari pendanaan sebesar Rp 244,84 miliar. Padahal, perusahaan sempat mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih 64,09% menjadi Rp 6,2 triliun dan laba usaha naik 56,07% menjadi Rp 459,86 miliar.
4. Beban Usaha Naik, Laba PT Ciputra Development Tbk Turun
Kinerja PT Ciputra Development Tbk (CTRA) di sepanjang kuartal I-2018 tercatat mengalami penurunan laba bersih sebesar 42,13% menjadi Rp 125,25 miliar dibandingkan dengan laba bersih di sepanjang kuartal I tahun lalu sebesar Rp 216,42 miliar.
Penurunan laba bersih tersebut salah satunya diakibatkan oleh pertumbuhan pendapatan perseroan yang tidak mampu menutupi tingginya kenaikan beban pokok penjualan dan beban langsung perseroan di tiga bulan pertama tahun ini. Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan CTRA naik 6,83% menjadi Rp 1,35 triliun dibandingkan dengan pendapatan pada kuartal I-2017 sebesar Rp 1,27 triliun. Sedangkan beban penjualan dan beban langsung perseroan naik 9,21% pada kuartal I-2018 menjadi Rp 728,40 miliar.
5. Laba PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Kuartal-I 2018 Turun
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 14,26% menjadi Rp 5,73 triliun sepanjang kuartal I-2018. Pada periode yang sama tahun lalu laba bersih perseroan tercatat senilai Rp 6,69 triliun.
Penurunan laba bersih disebabkan kenaikan beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi menjadi Rp 10,24 triliun dari Rp 8,29 triliun dan beban penyusutan menjadi Rp 5,37 triliun dari Rp 4,77 triliun. Padahal, berdasarkan laporan keuangan perusahaan akhir Maret 2018, pendapatan perusahaan tercatat naik 4,26% menjadi Rp 33,34 triliun dari Rp 31,02 triliun secara tahunan (year on year).
(roy) Next Article Cetak laba Rp 2,04 T, SMGR Bagikan Dividen Rp 805,67 M
Aksi korporasi tersebut, akan berperan sebagai salah satu katalis bagi investor dalam menentukan arah investasi dan pergerakan pasar. Berikut aksi korporasi, yang telah dirangkum oleh CNBC Indonesia:
1. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), Bagi Dividen Meskipun Kinerja Perusahaan Menurun
Dengan demikian pemegang sahamnya memperoleh dividen senilai Rp 135,83 per saham. Sementara dividen yield perusahaan dengan asumsi harga saham penutupan sore ini adalah sebesar 1,40%. Tahun lalu perusahaan mencatatkan laba bersih yang turun signifikan sebesar 54,95% dari Rp 4,53 triliun pada 2016 menjadi Rp 2,04 triliun.
2. PT Adi Sarana Tbk Bagi Dividend dan Kembangkan Lelang Motor
PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) membagikan dividen sebesar Rp 41,2 miliar atau sejumlah 40% dari total laba bersih perseroan tahun buku 2017 sebesar Rp 103 miliar. Dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), setiap pemegang saham menyepakati total dividen yang dibagikan per lembar saham senilai Rp 12/saham sebagai dividen tunai.
Perusahaan, juga menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 1,2 triliun yang akan digunakan untuk mengembangkan bisnis lelang motor. Hingga saat ini, perusahaan telah memiliki 11 cabang lelang motor di kota-kota besar Indonesia. Selain itu, perseroan juga akan mengembangkan bisnis penyewaan kendaraan logistik.
Berdasarkan RUPST (30/04/2018), perusahaan akan menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 25% hingga 30% dibandingkan laba tahun 2017.
3. Beban Lain-lain Naik, Laba PT Wijaya Karya Tbk Anjlok
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatatkan kinerja keuangan yang kurang menggembirakan. Pada kuartal I-2018 BUMN karya ini mencatatkan laba bersih Rp 171,22 miliar atau turun 30,14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 245,07 miliar.
Berdasarkan rincian laporan keuangan 2018, perusahaan mencatatkan kenaikan beban 2.848,98% menjadi Rp 216,75 miliar. Penyumbang terbesar kenaikan beban lain-lain adalah beban pajak penghasilan final yang mencapai Rp 149,49 miliar dan beban dari pendanaan sebesar Rp 244,84 miliar. Padahal, perusahaan sempat mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih 64,09% menjadi Rp 6,2 triliun dan laba usaha naik 56,07% menjadi Rp 459,86 miliar.
4. Beban Usaha Naik, Laba PT Ciputra Development Tbk Turun
Kinerja PT Ciputra Development Tbk (CTRA) di sepanjang kuartal I-2018 tercatat mengalami penurunan laba bersih sebesar 42,13% menjadi Rp 125,25 miliar dibandingkan dengan laba bersih di sepanjang kuartal I tahun lalu sebesar Rp 216,42 miliar.
Penurunan laba bersih tersebut salah satunya diakibatkan oleh pertumbuhan pendapatan perseroan yang tidak mampu menutupi tingginya kenaikan beban pokok penjualan dan beban langsung perseroan di tiga bulan pertama tahun ini. Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan CTRA naik 6,83% menjadi Rp 1,35 triliun dibandingkan dengan pendapatan pada kuartal I-2017 sebesar Rp 1,27 triliun. Sedangkan beban penjualan dan beban langsung perseroan naik 9,21% pada kuartal I-2018 menjadi Rp 728,40 miliar.
5. Laba PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Kuartal-I 2018 Turun
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 14,26% menjadi Rp 5,73 triliun sepanjang kuartal I-2018. Pada periode yang sama tahun lalu laba bersih perseroan tercatat senilai Rp 6,69 triliun.
Penurunan laba bersih disebabkan kenaikan beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi menjadi Rp 10,24 triliun dari Rp 8,29 triliun dan beban penyusutan menjadi Rp 5,37 triliun dari Rp 4,77 triliun. Padahal, berdasarkan laporan keuangan perusahaan akhir Maret 2018, pendapatan perusahaan tercatat naik 4,26% menjadi Rp 33,34 triliun dari Rp 31,02 triliun secara tahunan (year on year).
(roy) Next Article Cetak laba Rp 2,04 T, SMGR Bagikan Dividen Rp 805,67 M
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular