
Pembuat Gitar Iconic "Gibson" Menyatakan Bangkrut
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
01 May 2018 22:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan yang memproduksi gitar iconic Gibson mengajukan gugatan bangkrut. Gibson menempuh cara ini setelah tidak lagi mampu mengatasi tumpukan utang dan sejumlah masalah keuangan yang sedang dihadapi.
Perusahaan yang bermarkas ibukota musik Amerika Serikat, Nashville, Tennessee berdiri sejak 1894, mengajukan permohonan sesuai pasar 11 (Undang-Undang Kepailitan AS) yang tujuannya untuk melakukan restruktrusai keuangan dan reorganisasi bisnis.
Dalam pernyataannya, disebutkan Gibson telah mencapai kesepakatan dengan mayoritas kreditor dan akan memberi mereka kepemilikan saham, seperti dikutip dari AFP.
Gitar merk Gibson merupakan salah satu gitar iconic dikalangan musisi. Nama besar seperti John Lennon, Elvis Presley, dan BB King menggunakan instrumen petik ini. Nama besar lainnya, seperti Eric Clapton, Carlos Santana dan Slash juga tercatat sebagai pengguna Gitar Gibson.
CEO Gibson Henry Juszkiewicz dalam pernyataan tertulis mengatakan perusahaan telah bekerja untuk meningkatkan keuangannya setahun terakhir.
"Kami telah menjual merek non-inti, peningkatan pendapatan dan mengurangi permintaan modal kerja. Keputusan untuk kembali fokus pada bisnis inti kami, alat musik, dikombinasikan dengan dukungan signifikan dari noteholders. Kami percaya akan menjamin stabilitas jangka panjang perusahaan dan kesehatan keuangan," kata Henry.
(hps) Next Article Perusahaan Hijab Ini Tertarik IPO untuk Ekspansi Bisnis
Perusahaan yang bermarkas ibukota musik Amerika Serikat, Nashville, Tennessee berdiri sejak 1894, mengajukan permohonan sesuai pasar 11 (Undang-Undang Kepailitan AS) yang tujuannya untuk melakukan restruktrusai keuangan dan reorganisasi bisnis.
Dalam pernyataannya, disebutkan Gibson telah mencapai kesepakatan dengan mayoritas kreditor dan akan memberi mereka kepemilikan saham, seperti dikutip dari AFP.
CEO Gibson Henry Juszkiewicz dalam pernyataan tertulis mengatakan perusahaan telah bekerja untuk meningkatkan keuangannya setahun terakhir.
"Kami telah menjual merek non-inti, peningkatan pendapatan dan mengurangi permintaan modal kerja. Keputusan untuk kembali fokus pada bisnis inti kami, alat musik, dikombinasikan dengan dukungan signifikan dari noteholders. Kami percaya akan menjamin stabilitas jangka panjang perusahaan dan kesehatan keuangan," kata Henry.
(hps) Next Article Perusahaan Hijab Ini Tertarik IPO untuk Ekspansi Bisnis
Most Popular