Asing Bawa Kabur Rp 803 M, IHSG Anjlok 1,85%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 April 2018 12:16
Sampai dengan akhir sesi 1, IHSG anjlok 1,85% ke level 5.967,11, titik terendah sejak 4 Desember 2017.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada dalam tekanan. Sampai dengan akhir sesi 1, IHSG anjlok 1,85% ke level 5.967,11, titik terendah sejak 4 Desember 2017.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 4,7 triliun dengan volume sebanyak 5,35 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 248.679 kali.

Kinerja rupiah yang sudah membaik terbukti tak mampu berbicara banyak dalam menyokong pergerakan bursa saham dalam negeri. Sampai dengan siang hari ini, rupiah menguat sebesar 0,09% terhadap dolar AS ke level Rp 13.905.

Aksi jual investor investor terkonsentrasi pada emiten-emiten yang berkapitalisasi pasar besar. Hal ini terlihat dari indeks LQ45 yang anjlok hingga 2,16%, lebih dalam dari koreksi IHSG.

Aksi jual banyak dilakukan investor pada saham emiten-emiten yang kinerja keuangannya tak memenuhi ekspektasi, seperti PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-1,26%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-4,9%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-1,82%), dan PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-0,54%).

Sepanjang kuartal-I 2018, BBCA membukukan laba bersih sebesar Rp 5,5 triliun, di bawah rata-rata konsensus yang dihimpun oleh Reuters yang sebesar yang sebesar Rp 5,6 triliun. BMRI membukukan laba bersih sebesar Rp 5,9 triliun, lebih rendah dari konsensus yang yang sebesar Rp 6 triliun. Sementara itu, BBNI membukukan laba bersih sebesar Rp 3,66 triliun, di bawah konsensus yang sebesar Rp 3,91 triliun.

Laba bersih UNVR anjlok hingga 6,21% pada kuartal-I 2018 menjadi Rp 1,83 triliun. Pada periode yang sama tahun 2017, laba bersih tercatat sebesar Rp 1,96 triliun. Laba bersih pada kuartal I-2018 tersebut lebih rendah dibandingkan konsensus yang sebesar Rp 2,03 triliun.

Buruknya kinerja keuangan dari emiten perbankan dan barang konsumsi tentu bukan berita baik bagi ekonomi Indonesia dan pasar saham secara keseluruhan. Pasalnya, kinerja emiten dari kedua sektor tersebut merupakan proksi dari kinerja ekonomi dalam negeri.

Ketika emiten perbankan dan barang konsumsi mencatatkan kinerja yang mengecewakan, bisa diproyeksikan bahwa laju pertumbuhan ekonomi juga tak akan menggembirakan. Data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2018 akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 7 Mei mendatang.

Merespon kinerja keuangan yang mengecewakan, investor asing melakukan jual bersih senilai Rp 803,02 miliar. Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 347,86 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 324,8 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 65,34 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 30,68 miliar), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk/BBTN (Rp 22,72 miliar).
(hps) Next Article IHSG Anjlok 2,4% dan Terhancur di Asia, Asing Keluar Rp 2 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular