
Redam Pelemahan Rupiah, BI Habiskan Puluhan Triliun?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 April 2018 18:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah hari ini. Meski Bank Indonesia (BI) hadir di pasar untuk melakukan intervensi, tetapi tetap sulit mengadang keperkasaan greenback.
Pada Rabu (25/4/2018), US$ 1 di pasar spot dihargai Rp 13.918. Rupiah melemah 0,23% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Padahal kala pembukaan pasar, rupiah mampu menguat 0,07%. Setelah itu rupiah perlahan terdepresiasi dan akhirnya menembus batas Rp 13.900/US$.
BI sudah berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar. Untuk itu, BI melakukan intervensi di pasar valas maupun Surat Berharga Negara (SBN).
"Bank Indonesia akan tetap berada di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah sesuai fundamentalnya," tegas Agus Martowardojo, Gubernur BI, kemarin.
Mengutip Reuters, sejak akhir pekan lalu, BI diperkirakan sudah menghabiskan sekitar US$ 6 miliar (Rp 83,4 triliun) untuk intervensi pasar. Salah satu wujudnya terlihat dari kepemilikan SBN oleh BI yang naik Rp 4,97 triliun pada Jumat lalu dibandingkan hari sebelumnya.
Sementara bank asing ternama dalam catatannya kepada klien memperkirakan, dalam tiga hari terakhir BI sudah menghabiskan US$ 3,2 miliar (Rp 44,48 triliun) untuk intervensi di pasar. Penggunaan cadangan devisa yang sudah cukup besar untuk stabilisasi rupiah membuat investor mulai mengukur waktu dan besaran kenaikan suku bunga acuan.
Meski sudah menghabiskan dana puluhan triliun rupiah, tetapi sepertinya kurang ampuh untuk membendung penguatan dolar AS. Greenback memang sedang melaju kencang, dan tidak bisa ditahan oleh hampir seluruh mata uang dunia.
(aji/wed) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Pada Rabu (25/4/2018), US$ 1 di pasar spot dihargai Rp 13.918. Rupiah melemah 0,23% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Padahal kala pembukaan pasar, rupiah mampu menguat 0,07%. Setelah itu rupiah perlahan terdepresiasi dan akhirnya menembus batas Rp 13.900/US$.
"Bank Indonesia akan tetap berada di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah sesuai fundamentalnya," tegas Agus Martowardojo, Gubernur BI, kemarin.
Mengutip Reuters, sejak akhir pekan lalu, BI diperkirakan sudah menghabiskan sekitar US$ 6 miliar (Rp 83,4 triliun) untuk intervensi pasar. Salah satu wujudnya terlihat dari kepemilikan SBN oleh BI yang naik Rp 4,97 triliun pada Jumat lalu dibandingkan hari sebelumnya.
Sementara bank asing ternama dalam catatannya kepada klien memperkirakan, dalam tiga hari terakhir BI sudah menghabiskan US$ 3,2 miliar (Rp 44,48 triliun) untuk intervensi di pasar. Penggunaan cadangan devisa yang sudah cukup besar untuk stabilisasi rupiah membuat investor mulai mengukur waktu dan besaran kenaikan suku bunga acuan.
Meski sudah menghabiskan dana puluhan triliun rupiah, tetapi sepertinya kurang ampuh untuk membendung penguatan dolar AS. Greenback memang sedang melaju kencang, dan tidak bisa ditahan oleh hampir seluruh mata uang dunia.
(aji/wed) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
Most Popular