Harga BMRI, BBCA, UNVR, dan ASII Anjlok, IHSG Terjerembab

ank, CNBC Indonesia
25 April 2018 16:59
Anjloknya IHSG hari ini banyak dipicu oleh aksi jual pada saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan ini merupakan pekan yang kelam bagi pasar saham domestik.  Bagaimana tidak, selama 3 hari perdagangan di pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak sekalipun ditutup di zona hijau.

Pada perdagangan hari ini, IHSG bahkan anjlok hingga 2,4%, menjadikan indeks saham terburuk di Asia. Koreksi IHSG hari ini dipicu oleh aksi jual pada saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo. Hal ini terlihat dari indeks LQ45 yang anjlok hingga 3,35%, lebih dalam dari koreksi IHSG.

Kinerja keuangan emiten big cap yang kurang memuaskan menjadi faktor utama yang membuat investor begitu gencar melepas saham-saham anggota indeks LQ45, selain juga pelemahan rupiah yang kembali terjadi.

Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) anjlok hingga 7,77% ke level Rp 7.125/saham, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 4,8% ke level Rp 21.825/saham, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 1,79% ke level 8.225/saham.

Sepanjang kuartal I, BMRI membukukan laba bersih sebesar Rp 5,9 triliun, di bawah rata-rata konsensus yang dihimpun oleh Reuters yang sebesar Rp 6 triliun. BBNI membukukan laba bersih sebesar Rp 3,66 triliun, di bawah konsensus yang sebesar Rp 3,91 triliun.

Sementara itu, BBCA membukukan laba bersih sebesar Rp 5,5 triliun, lebih rendah dari estimasi yang sebesar Rp 5,6 triliun.

Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) anjlok 4,06% ke level Rp 46.050/saham. Sepanjang kuartal-I 2018, laba UNVR anjlok hingga 6,21% menjadi Rp 1,83 triliun.

Pada periode yang sama tahun 2017, laba bersih tercatat sebesar Rp 1,96 triliun. Laba bersih tersebut jauh dibawah rata-rata konsensus yang dihimpun oleh Reuters senilai Rp 2,03 triliun.

Berdasarkan keterbukaan yang dipublikasikan di halaman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan laba bersih perusahaan didorong oleh penjualan bersih yang turun 0,91% dari sebelumnya Rp 10,84 triliun pada kuartal-I tahun lalu menjadi Rp 10,74 triliun pada kuartal-I tahun ini.

Penurunan penjualan tersebut dimotori oleh turunnya penjualan produk dalam negeri sebesar 0,84% menjadi Rp 10,13 triliun. Sementara itu, ekspor juga turun 2,20% menjadi Rp 609,76 miliar.

Kemudian, ada juga saham ASII yang anjlok hingga 2,05% ke level Rp 7.175/saham. Sepanjang kuartal-I 2018, perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 4,98 triliun, turun 2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 5,08 triliun.

"Grup Astra mengalami penurunan kinerja pada sebagian segmen bisnisnya, khususnya pada segmen otomotif dan agribisnis, dimana penurunan ini lebih tinggi dari pada peningkatan kinerja pada segmen alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi," ujar Prijono Sugiarto Presiden Direktur Astra International dalam keterangan resmi, Selasa (24/4/2018).
(ank/ank) Next Article Mau Cuan? Saham BBTN, BBRI, dan BMRI Bisa Dipertimbangkan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular