
Mau Cuan? Saham BBTN, BBRI, dan BMRI Bisa Dipertimbangkan
Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
30 April 2018 11:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang pekan lalu, kinerja IHSG sangat mengecewakan anjlok hingga 6,6% ke level 5.919,24. Sementara itu, indeks LQ45 anjlok hingga 8,6%.
Di sisi lain, koreksi yang sudah begitu dalam tentu membuka ruang akumulasi yang bisa dimanfaatkan oleh para investor, terutama jika didukung oleh valuasi yang murah dan sentimen positif (baik domestik maupun eksternal). Tim riset CNBC Indonesia menyajikan saham-saham yang dapat menjadi pilihan investor untuk meraup cuan sepanjang pekan ini.
Saham-saham pilihan pekan ini berasal dari sektor jasa keuangan, yaitu PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Sepanjang pekan lalu, saham BBTN terkoreksi hingga 17,34%, BBRI turun 13,93%, dan BMRI anjlok 13,44%. Seiring dengan koreksi yang sudah begitu dalam, valuasi dari ketiga saham tersebut lantas menjadi murah. Hal ini dapat dilihat dari Price-Earnings Ratio (PER).
Mengutip Reuters, saat ini PER dari BBTN tercatat sebesar 10,67 kali, BBRI sebesar 13,28 kali, dan BMRI sebesar 15,66 kali. PER dari ketiganya lebih rendah dibandingkan PER industrinya yang sebesar 16,3 kali.
Perlu diingat juga, ketiga saham yang disebutkan di atas merupakan saham-saham dnegan kapitalisasi pasar jumbo. Artinya, ketika ada sentimen positif bagi bursa saham domestik, saham-saham inilah yang kemungkinan besar akan diburu oleh investor.
Pada sesi awal perdagangan, saham BBTN menguat 0,33% ke level Rp 3.060/saham, saham BBRI menguat 0,95% ke level Rp 3.180/saham, sementara saham BMRI melemah tipis 0,36% ke level Rp 6.900/saham. IHSG terkerek naik 0,61% ke level 5.955,44.
Sentimen positif bagi IHSG datang dari rencana denuklirisasi oleh Korea Utara yang sudah semakin nyata. Kemarin (29/4/2018), pejabat pemerintahan Korea Selatan mengatakan bahwa Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berencana mengundang para ahli dan jurnalis dari AS dan Korea Selatan guna menyaksikan penutupan lokasi pengembangan senjata nuklir pada bulan Mei mendatang. Sebelumnya, uji coba senjata nuklir oleh Korea Utara seringkali membuat IHSG tergelincir.
Dari dalam negeri, penguatan rupiah membawa angin segar bagi bursa saham. Sampai dengan berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,09% terhadap dolar AS ke level Rp 13.872. Imbal hasil obligasi terbitan pemerintahan AS masih anteng berada di bawah level psikologis 3% telah meredakan tekanan jual terhadap rupiah.
Jika tren positif ini terus berlanjut, maka saham-saham yang sudah disebutkan di atas berpelung untuk memberikan cuan bagi para investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Next Article Dibuka Menguat, Saham Blue Chip Bikin IHSG Ambles
Di sisi lain, koreksi yang sudah begitu dalam tentu membuka ruang akumulasi yang bisa dimanfaatkan oleh para investor, terutama jika didukung oleh valuasi yang murah dan sentimen positif (baik domestik maupun eksternal). Tim riset CNBC Indonesia menyajikan saham-saham yang dapat menjadi pilihan investor untuk meraup cuan sepanjang pekan ini.
Saham-saham pilihan pekan ini berasal dari sektor jasa keuangan, yaitu PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Mengutip Reuters, saat ini PER dari BBTN tercatat sebesar 10,67 kali, BBRI sebesar 13,28 kali, dan BMRI sebesar 15,66 kali. PER dari ketiganya lebih rendah dibandingkan PER industrinya yang sebesar 16,3 kali.
Perlu diingat juga, ketiga saham yang disebutkan di atas merupakan saham-saham dnegan kapitalisasi pasar jumbo. Artinya, ketika ada sentimen positif bagi bursa saham domestik, saham-saham inilah yang kemungkinan besar akan diburu oleh investor.
Pada sesi awal perdagangan, saham BBTN menguat 0,33% ke level Rp 3.060/saham, saham BBRI menguat 0,95% ke level Rp 3.180/saham, sementara saham BMRI melemah tipis 0,36% ke level Rp 6.900/saham. IHSG terkerek naik 0,61% ke level 5.955,44.
Sentimen positif bagi IHSG datang dari rencana denuklirisasi oleh Korea Utara yang sudah semakin nyata. Kemarin (29/4/2018), pejabat pemerintahan Korea Selatan mengatakan bahwa Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berencana mengundang para ahli dan jurnalis dari AS dan Korea Selatan guna menyaksikan penutupan lokasi pengembangan senjata nuklir pada bulan Mei mendatang. Sebelumnya, uji coba senjata nuklir oleh Korea Utara seringkali membuat IHSG tergelincir.
Dari dalam negeri, penguatan rupiah membawa angin segar bagi bursa saham. Sampai dengan berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,09% terhadap dolar AS ke level Rp 13.872. Imbal hasil obligasi terbitan pemerintahan AS masih anteng berada di bawah level psikologis 3% telah meredakan tekanan jual terhadap rupiah.
Jika tren positif ini terus berlanjut, maka saham-saham yang sudah disebutkan di atas berpelung untuk memberikan cuan bagi para investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Next Article Dibuka Menguat, Saham Blue Chip Bikin IHSG Ambles
Most Popular