Cadangan Minyak AS Naik, Harga Minyak Berpotensi Turun

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
25 April 2018 11:00
Harga sang emas hitam masih berpotensi tertekan seiring meredanya potensi penerapan sanksi di Iran, dan naiknya cadangan minyak Amerika Serikat (AS)
Foto: REUTERS/Stringer
Jakarta, CNBC Indonesia -  Harga minyak bergerak bergerak stabil pagi ini, setelah kemarin jatuh lebih dari 1%.  Namun, harga sang emas hitam masih berpotensi tertekan seiring meredanya potensi penerapan sanksi di Iran, dan kenaikan cadangan minyak Amerika Serikat (AS)

Hingga pukul 10.00 WIB hari ini, harga minyak jenis light sweet untuk kontrak pengiriman Juni 2018 bergerak menguat tipis 0,01% ke US$67,71, sementara brent untuk kontrak pengiriman Juni 2018 juga terkoreksi 0,03% ke US$73,88.

Cadangan Minyak AS Naik, Harga Minyak Terancam Turun (Lagi)Foto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung

Pada penutupan perdagangan kemarin, harga minyak kompak ditutup melemah hingga lebih dari 1%. Penyebabnya adalah pertemuan Trump dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron membahas perjanjian nuklir dengan Iran.

Presiden Trump, pada hari Selasa waktu setempat, menyatakan bahwa AS dapat segera mencapai kesepakatan dengan Prancis untuk menjaga kesepakatan nuklir Iran pada 2015

"Kita mengerti satu sama lain, dan akan melihat bagaimana hasilnya. Saya kira kita sudah cukup dekat untuk memahami satu sama lain, dan saya merasa pertemuan kita berjalan sangat baik," ujar orang no. 1 di AS tersebut.

Trump akan mengambil keputusan apakah akan menerapkan atau melepaskan sanksi terhadap Iran pada 12 Mei. Meskipun hingga saat ini belum ada keputusan, namun perkembangan ini meredakan kekhawatiran pengenaan sanksi baru kepada Iran.

Bila akhirnya sanksi baru terhadap Iran tidak jadi diterapkan, maka pasokan minyak dari Negeri Persia pun akan mengalir tanpa hambatan. Persepsi ini membuat harga minyak anjlok kemarin.

Tekanan lainnya datang dari cadangan minyak mentah AS yang meningkat 1,1 juta barel dalam sepekan hingga tanggal 20 April menjadi 429,1 juta, berdasarkan laporan dari American Petroleum Institute (API) pagi ini. Padahal dari konsensus yang dihimpun S&P Global Platts memprediksi penurunan cadangan sebesar 1,1 juta barel. Data resmi dari US Energy Information Administration akan dirilis pada malam ini, pukul 21.30 WIB.

Produksi minyak mentah Negeri Paman Sam yang kuat memang konsisten menghantui harga minyak sepanjang tahun ini. Produksi si emas hitam dari negara adidaya ini sudah berada di rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan capaian 10,54 juta barel per hari (bph).

Hanya Rusia satu-satunya negara yang mampu mengungguli capaian tersebut, dengan tingkat produksi minyak mentah mencapai 11 juta bph.

Dari sisi positifnya, harapan penguatan minyak berasal dari segi fundamental, yakni terkait disrupsi pasokan global (akibat pemangkasan produksi minyak oleh OPEC dan krisis politik di Venezuela), dan juga dari sisi permintaan yang kuat dari Asia.


(hps) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular