
Harga Minyak US$ 75/Barel, Pemerintah Bisa Kurangi Utang
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 April 2018 13:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat terkoreksi, harga minyak kini naik tajam. Bahkan harga minyak Indonesia sudah menyentuh level US$ 75/barel.
Pada Selasa (24/4/2018), harga minyak brent berada di US$ 74,86/barel. Naik 0,2% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Sementara harga minyak jenis light sweet naik 0,38% ke US$ 68,9/barel.
Kenaikan harga minyak disebabkan sentimen negatif yang melanda negara-negara produsen utama. Misalnya di Venezuela, gara-gara Amerika Serikat (AS) yang berencana mengenakan sanksi ekonomi. AS memang tidak merestui rezim Presiden Nicolas Maduro di negara yang sering melahirkan Miss Universe tersebut.
"Aksi nyata harus dilakukan untuk membatasi akses keuangan para pejabat negara Venezuela yang korup," tegas Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS.
Pernyataan ini datang setelah AS dan sejumlah negara melakukan pertemuan. Perwakilan yang hadir adalah dari Argentina, Brasil, Kolombia, Guatemala, Meksiko, Panama, Paraguay, Peru, Jepang, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, dan Inggris.
Bila sanksi dijatuhkan, maka akan semakin membatasi produksi minyak Venezuela. Negara ini merupakan salah satu produsen utama minyak dunia. Bahkan Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, mencapai 302,35 miliar barel. Gangguan produksi di sana tentu akan mempengaruhi harga minyak dunia.
Tidak hanya Venezuela, AS juga mengancam akan memberlakukan sanksi tambahan bagi negara-negara produsen minyak utama lainnya seperti Iran dan Rusia. Ini membuat harga si emas hitam cenderung bergerak naik.
Pada Selasa (24/4/2018), harga minyak brent berada di US$ 74,86/barel. Naik 0,2% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Sementara harga minyak jenis light sweet naik 0,38% ke US$ 68,9/barel.
![]() |
Pernyataan ini datang setelah AS dan sejumlah negara melakukan pertemuan. Perwakilan yang hadir adalah dari Argentina, Brasil, Kolombia, Guatemala, Meksiko, Panama, Paraguay, Peru, Jepang, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, dan Inggris.
Bila sanksi dijatuhkan, maka akan semakin membatasi produksi minyak Venezuela. Negara ini merupakan salah satu produsen utama minyak dunia. Bahkan Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia, mencapai 302,35 miliar barel. Gangguan produksi di sana tentu akan mempengaruhi harga minyak dunia.
Tidak hanya Venezuela, AS juga mengancam akan memberlakukan sanksi tambahan bagi negara-negara produsen minyak utama lainnya seperti Iran dan Rusia. Ini membuat harga si emas hitam cenderung bergerak naik.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular