Investasi Mengalir Deras ke China, Yuan Menguat Lawan Rupiah

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
24 April 2018 11:38
Penguatan yang terjadi pada yuan didorong oleh naiknya aliran modal asing ke negara tersebut.
Foto: REUTERS/Jason Lee/
Jakarta, CNBC Indonesia- Nilai tukar rupiah terhadap yuan China pada pagi ini masih bergerak melemah. Penguatan yang terjadi pada yuan didorong oleh naiknya aliran modal asing ke negara tersebut. 

Pada Selasa (24/04/2018) pukul 10:30 WIB, CNY 1 dibanderol Rp 2.201,18. Rupiah melemah 0,13% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya. 

Reuters
Sementara harga jual yuan di beberapa perbankan nasional juga ikut meningkat seiring dengan pelemahan tersebut. Berikut pergerakan mata uang yuan di beberapa bank hingga pukul 11:00 WIB: 

BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 2.100,00Rp 2.256,00
Bank BRIRp 2.128,22Rp 2.290,59
Bank BCARp 2.134,00Rp 2.266,00
CIMB NiagaRp 2.180,00Rp 2.240,00
 
Sejak China semakin membuka diri terhadap investasi asing, pertumbuhan aliran modal asing yang masuk ke Negeri Tirai Bambu cukup tinggi. Ini bisa ditinjau dari data Foreign Direct Investment (FDI) pada kuartal I-2018 yang mencapai US$ 36,1 miliar atau tumbuh hingga 0,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan FDI dipengaruhi dengan kondisi perekonomian China. Rilis data National Bureau of Statistics (BPS China) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi China pada kuartal I-2018 mencapai 6,8%, lebih tinggi dari perkiraan pasar yang sebesar 6,7%.

Penjualan ritel di China juga ikut naik, yang mencerminkan kuatnya daya beli masyarakat. Pada Maret 2018, penjualan ritel tumbuh 10,1% YoY. Lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 9,7% YoY.

Pencapaian ini menimbulkan persepsi positif investor terhadap ekonomi China sehingga mendorong aliran modal asing yang semakin tinggi. Melimpahnya valas di dalam negeri membuat mata uang domestik mendapat energi untuk bergerak menguat.

Penguatan yuan sebenarnya menjadi hal positif bagi Indonesia. Dengan apresiasi yuan, maka ekspor China akan sedikit teredam. Artinya, produk China yang masuk ke Indonesia bisa agak berkurang. Ekspor Indonesia ke China juga bisa meningkat karena pelemahan rupiah membuat produk Indonesia menjadi kompetitif di pasar Negeri Tirai Bambu. 

Oleh karena itu, ada kesempatan bagi Indonesia untuk mempersempit defisit perdagangan dengan China. Saat ini, defisit perdagangan Indonesia terhadap China mencapai US$ 3,82 miliar.

Defisit sebesar itu tentu mengurangi cadangan devisa. Dengan memanfaatkan momentum pelemahan ini, ekspor ke China bisa digenjot agar defisit perdagangan dapat dikurangi dan menjaga ketersediaan cadangan devisa.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Perang Dagang Juga Bikin Rupiah Ikut Terjungkal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular