Tahan Suku Bunga, BI Tak Risau Investor Kabur dari RI

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 April 2018 14:53
BI mengaku tidak khawatir dengan bayang-bayang keluarnya arus modal asing dari pasar keuangan domestik.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengaku tidak khawatir dengan bayang-bayang keluarnya arus modal asing dari pasar keuangan domestik dengan keputusan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan. Pasalnya, BI menetapkan tingkat bunga acuan di level yang sama di tengah pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan negara lain.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo tak memungkiri, spread suku bunga yang semakin menyempit memang menjadi pertimbangan investor terhadap instrumen investasi yang dimilikinya. Namun, jika selisih pertumbuhan ekonomi Indonesia dan negara lain tetap tinggi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Jadi kalau melihat angka proyeksi growth kita yang masih positif, itu bisa menutup dari sisi keraguan investor karena permasalahan interest rate yang berkurang," kata Dody, ditemui di kompleks BI, Jumat (20/4/2018).

Menurut Dody, spread suku bunga yang menyempit tidak perlu diselesaikan dengan melakukan pengetatan kebijakan moneter. Apalagi, bagi bank sentral saat ini, tidak ada alasan untuk menaikan suku bunga kredit, lantaran pergerakan inflasi masih berada dalam kisaran sasaran BI.

"Meskipun spread suku bunga AS semakin menyempit, ini bukan menjadi faktor utama. Jadi bukan berarti mengurangi minat investor, semata-mata return berkurang. Sepanjang pertumbuhan ekonomi baik, masih cukup bisa berikan return," katanya

Sebagai informasi, BI memutuskan untuk kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 4,25%. Dengan keputusan tersebut, maka suku bunga acuan bank sentral tak berubah sejak September 2017.

Menyambut kebijakan tersebut, nilai tukar rupiah hari ini terpuruk. Pada Jumat (20/4/2018), kurs referensi mata uang rupiah terhadap dolar AS dalam perdagangan antar bank kembali melemah. Rupiah melemah lawan dolar AS hingga 26 poin.

Mengutip data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dipublikasikan Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Jumat (20/4/2018) tercatat Rp 13.804. Sementara pada hari sebelumnya, Kamis (19/4/2018) dolar AS tercatat Rp 13.778/US$.

Di pasar spot, data Reuters mencatat dolar AS pada pukul 10:00 WIB diperdagangkan di Rp 13.815/US$. Posisi terlemah rupiah berada di 13.815/US$, dan posisi terkuat berada di 13.785/US$.


(dru) Next Article BI Masih Netral, Waspadai Gejolak Ekonomi Global

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular