Usaha Sewa Pesawat Turun, IATA Rugi Rp 93,44 M

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
20 April 2018 09:33
Pendapatan usaha IATA yang turun 1,06% pada 2017 menjadi Rp 222,47 miliar dibandingkan dengan pendapatan usaha pada 2016 sebesar Rp 224,84 miliar.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indonesia Air Transport & Infrastruktur Tbk (IATA) masih membukukan kerugian di 2017 sebesar Rp 93,44 miliar. Kerugian ini sudah membaik dibandingkan tahun sebelumnya dimana perusahaan mencatatkan rugi bersih Rp 151,83 miliar.

Kerugian tersebut didorong oleh pendapatan usaha IATA yang turun 1,06% pada 2017 menjadi Rp 222,47 miliar dibandingkan dengan pendapatan usaha pada 2016 sebesar Rp 224,84 miliar.

Penurunan pendapatan tersebut disebabkan oleh turunnya pemakaian jam terbang pesawat yang berdampak pada pengurangan pendapatan dari penyewaan pesawat terbang. Pendapatan dari segmen contract charter tercatat turun 1,45% dibandingkn 2016 menjadi Rp 143,22 miliar.

Sedangkan pendapatan dari segmen spot charter, tercatat turun 19,78% dari sebelumnya Rp 39,51 miliar pada 2016 menjadi Rp 31,71 miliar di sepanjang 2017.

Menurut keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), beban usaha perseroan di sepanjang 2017 turun 1,76% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp 87,25 miliar. Sedangkan beban langsung operasional naik 7,45% pada 2017 menjadi sebesar Rp 196,85 miliar.

Sementara itu, liabilitas IATA di sepanjang 2017 turun 33,18% dari sebelumnya Rp 696,95 miliar di sepanjang 2016 menjadi Rp 465,69 miliar. Sedangkan ekuitas perseroan naik tipis 0,38% menjadi Rp 610,33 miliar di sepanjang 2017 dibandingkan tahun sebelumnya.

Total Aset IATA di sepanjang 2017 turun 17,54% menjadi sebesar Rp 1,07 triliun dibandingkan dengan aset perseroan di sepanjang 2016 sebesar Rp 1,30 triliun.
(roy/roy) Next Article Uji Prospek Saham Baru Anggota LQ45 & IDX30

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular