
Yield AS Naik, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Melemah
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
20 April 2018 08:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan pagi ini melemah. Ini merupakan dampak kenaikan Imbal hasil (yield) US Treasury serta keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan tingkat suku bunga acuan.
Pada Kamis (29/3/2018), US$ 1 dibuka pada posisi Rp 13.790. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.
Dampak dari pelemahan ini pun ikut mendorong nilai jual dolar AS di beberapa bank ikut naik. Berikut harga jual dolar AS di beberapa bank hingga pukul 08:20 WIB :
Pelemahan rupiah menjelang akhir pekan nampaknya sulit dihindari. Kenaikan imbal hasil US Treasury kemarin sebagai akibat naiknya risk appetite investor cukup menekan posisi rupiah. Ini disebabkan perbedaan imbal hasil antara obligasi pemerintah AS dan Indonesia yang semakin menipis sehingga berpotensi mendorong terjadinya capital outflow.
Di saat yang bersamaan, BI juga memutuskan untuk tetap menahan tingkat suku bunga acuannya BI-7 Days Reverse Repo di kisaran 4,25%. Dengan tidak ada kenaikan tingkat suku bunga acuan, sudah jelas ini menjadi pertimbangan investor untuk memindahkan dananya ke instrumen yang lebih menguntungkan diluar Indonesia.
Dua kombinasi ini membuat ketersediaan valas semakin berkurang di dalam negeri dan membuat rupiah kurang bertenaga di akhir pekan ini. Selama belum ada sentimen positif, potensi rupiah untuk terus melemah semakin besar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy/roy) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada Kamis (29/3/2018), US$ 1 dibuka pada posisi Rp 13.790. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.
![]() |
Dampak dari pelemahan ini pun ikut mendorong nilai jual dolar AS di beberapa bank ikut naik. Berikut harga jual dolar AS di beberapa bank hingga pukul 08:20 WIB :
![]() |
Di saat yang bersamaan, BI juga memutuskan untuk tetap menahan tingkat suku bunga acuannya BI-7 Days Reverse Repo di kisaran 4,25%. Dengan tidak ada kenaikan tingkat suku bunga acuan, sudah jelas ini menjadi pertimbangan investor untuk memindahkan dananya ke instrumen yang lebih menguntungkan diluar Indonesia.
Dua kombinasi ini membuat ketersediaan valas semakin berkurang di dalam negeri dan membuat rupiah kurang bertenaga di akhir pekan ini. Selama belum ada sentimen positif, potensi rupiah untuk terus melemah semakin besar.
(roy/roy) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular