Banjir Sentimen Positif, Minyak ke Titik Tertinggi Sejak 2014

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
19 April 2018 10:18
Harga minyak melanjutkan reli pagi ini, setelah menyentuh level tertingginya sejak akhir 2014 pada Rabu (18/04) kemarin
Foto: Dirjen Kelautan Kementerian Perhubungan
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak melanjutkan reli pagi ini, setelah menyentuh level tertingginya sejak akhir 2014 pada Rabu (18/04) kemarin. Sentimen positif datang dari jatuhnya cadangan minyak Amerika Serikat (AS), dan komentar Arab Saudi yang akan terus membatasi pasokan untuk mengangkat harga minyak dunia.

Hingga pukul 09.24 WIB pagi ini, harga minyak jenis light sweet untuk pengiriman Mei 2018 tercatat naik sebesar 0,38% ke US$68,73/barel, sementara brent kontrak pengiriman Juni 2018 tumbuh 0,39% ke US$73,77/barel.

Sebagai catatan, kemarin harga si emas hitam mencatatkan kenaikan nyaris 3%, menyentuh level tertingginya sejak 2014. Secara year to date (YTD), harga minyak jenis light sweet sudah mencatatkan kenaikan 13,32% hingga penutupan perdagangan kemarin.

Banjir Sentimen Positif, Minyak ke Titik Tertinggi Sejak 2014
Angin segar bagi harga minyak datang dari informasi Reuters yang melaporkan bahwa Saudi, salah satu pengekspor minyak terbesar di dunia, berekspektasi harga minyak mentah mencapai US$80/barel, atau bahkan bisa mencapai US$100/barel.

Ini lantas ditangkap investor sebagai indikasi bahwa Negeri Padang Pasir tersebut tidak akan mengubah kesepakatan pemangkasan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam waktu dekat.

Sejak disepakati pada 2017, produksi minyak OPEC memang turun cukup signifikan. Tercatat pada Maret 2018, produksi minyak OPEC hanya di kisaran 31,96 juta barel per hari (bph) secara rata-rata, atau sudah turun sekitar 680.000 bph dari capaian tahun 2016. Penurunan tersebut juga disumbang oleh amblasnya produksi minyak di Venezuela akibat krisis ekonomi dan politik yang terjadi di negara tersebut.

Energi bagi penguatan harga minyak juga datang dari Negeri Paman Sam. Energy Information Administration (EIA) kemarin melaporkan cadangan minyak AS anjlok sebesar 1,1 juta barel dalam sepekan per 13 April, menjadi 427,57 juta barel.

Selain itu, ekspektasi AS akan memberikan sanksi kembali terhadap Iran juga menambah panjang daftar sentimen positif bagi penguatan harga minyak. Seperti diketahui, penetapan kembali sanksi terhadap Iran memberikan sentimen terganggunya pasokan minyak dari Negara Persia tersebut.
(ags/ags) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular