
Ini Penyebab Ekspor Timah Indonesia Turun Menurut Produsen
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
16 April 2018 16:16

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Timah (Persero) Tbk (TINS), yang merupakan produsen komoditas timah terbesar di Indonesia, menjelaskan ada dua alasan yang menyebabkan ekspor timah pada kuartal I-2018 turun drastis.
Direktur Utama PT Timah (Persero) Tbk (TINS) Mochtar Riza Pahlevi menjelaskan, pertama, eskpor timah turun karena curah hujan yang tinggi dan berpengaruh pada akivitas penambangan dan produksi timah dalam negeri.
"Agak slow ekspor ke luar karena curah hujan yang tinggi ya", ujar Riza saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel Borobudur, Senin (16/4/2018).
Kedua, belum dikeluarkannya izin usaha pertambangan (IUP) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Transisi kebijakan perizinan dari Kementerian ESDM tersebut membuat kemampuan perusahaan penghasil timah terbesar di Indonesia tersebut terhambat untuk melakukan ekspor.
"Kendalanya kebetulan tanggal 6 Maret 2018 izin ekspor kami jatuh tempo sedangkan peraturan Menteri itu kan diterapkan tanpa adanya masa transisi, karena ekspor itu berkaitan dengan single window makanya terhambat", ujar Emil Ermindra, Direktur Keuangan dalam kesempatan yang sama.
Emil menambahkan, hambatan dalam regulasi tersebut juga membuat pasokan produksi timah yang akan di ekspor harus ditahan terlebih dahulu. Namun pihaknya menambah bahwa pasokan ekspor tersebut tidak terlalu banyak.
Selain itu, penerima ekspor Timah dari perseroan juga tidak mempermasalahkan hal tersebut, mengingat hambatan ekspor didorong oleh belum tuntasnya regulasi pemerintah yang harus diterapkan oleh TINS.
"Masih ketahan ekspornya, ini kan kendalanya karena ada regulasi jadi masih dalam batas toleransi dan mereka (penerima ekspor) mengerti alasannya. Jadi itu diluar dari kemampuan perusahaan ya kalau terkait penurunan ekspor", tambah Emil.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan penurunan ekspor Timah menurun sekitar 45% pada kuartal I 2018. Sedangkan secara keseluruhan, komoditas yang mencatatkan penurunan pada Maret 2018 mencapai angka US$ 92,5 juta pada kuartal I tahun ini.
(hps) Next Article TINS Kembangkan Smelter Timah Kadar Rendah
Direktur Utama PT Timah (Persero) Tbk (TINS) Mochtar Riza Pahlevi menjelaskan, pertama, eskpor timah turun karena curah hujan yang tinggi dan berpengaruh pada akivitas penambangan dan produksi timah dalam negeri.
"Agak slow ekspor ke luar karena curah hujan yang tinggi ya", ujar Riza saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel Borobudur, Senin (16/4/2018).
"Kendalanya kebetulan tanggal 6 Maret 2018 izin ekspor kami jatuh tempo sedangkan peraturan Menteri itu kan diterapkan tanpa adanya masa transisi, karena ekspor itu berkaitan dengan single window makanya terhambat", ujar Emil Ermindra, Direktur Keuangan dalam kesempatan yang sama.
Emil menambahkan, hambatan dalam regulasi tersebut juga membuat pasokan produksi timah yang akan di ekspor harus ditahan terlebih dahulu. Namun pihaknya menambah bahwa pasokan ekspor tersebut tidak terlalu banyak.
Selain itu, penerima ekspor Timah dari perseroan juga tidak mempermasalahkan hal tersebut, mengingat hambatan ekspor didorong oleh belum tuntasnya regulasi pemerintah yang harus diterapkan oleh TINS.
"Masih ketahan ekspornya, ini kan kendalanya karena ada regulasi jadi masih dalam batas toleransi dan mereka (penerima ekspor) mengerti alasannya. Jadi itu diluar dari kemampuan perusahaan ya kalau terkait penurunan ekspor", tambah Emil.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan penurunan ekspor Timah menurun sekitar 45% pada kuartal I 2018. Sedangkan secara keseluruhan, komoditas yang mencatatkan penurunan pada Maret 2018 mencapai angka US$ 92,5 juta pada kuartal I tahun ini.
(hps) Next Article TINS Kembangkan Smelter Timah Kadar Rendah
Most Popular