
Pelemahan Rupiah Terhadap Yuan Jadi Momentum Dorong Ekspor
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
16 April 2018 12:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap yuan China pada perdagangan hari ini bergerak melemah. Pelemahan ini tidak lepas dari komitmen China yang akan lebih terbuka serta rencana normalisasi kebijakan moneter oleh Bank Sentral China, Public Bank of China (PBoC).
Pelemahan rupiah terhadap yuan telah terjadi dalam dua hari terakhir sejak pernyataan Gubernur PBoC, Yi Gang, bahwa China akan lebih terbuka. Artinya, China akan meningkatkan impor mereka dan siap menyambut lebih banyak investasi asing.
Perkembangan ini sesuai dengan komitmen yang disampaikan Presiden Xi Jinping. Dalam Boao Forum pekan lalu, sang presiden seumur hidup mengungkapkan rencananya untuk semakin membuka perekonomian China kepada dunia.
Guna mewujudkan hal tersebut, China berencana untuk menurunkan bea impor bagi mobil dan produk-produk lainnya secara signifikan. Lebih lanjut, China juga akan memberikan kepastian hukum terkait dengan kepemilikan kekayaan intelektual dari perusahaan asing yang berinvestasi di negaranya, serta memperbaiki iklim investasi bagi perusahaan asing.
(aji/aji) Next Article Perang Dagang Juga Bikin Rupiah Ikut Terjungkal
Pada Senin (16/4/2018), CNY 1 dihargai Rp 2.190,72. Rupiah melemah tipis 0,02% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.
![]() |
Guna mewujudkan hal tersebut, China berencana untuk menurunkan bea impor bagi mobil dan produk-produk lainnya secara signifikan. Lebih lanjut, China juga akan memberikan kepastian hukum terkait dengan kepemilikan kekayaan intelektual dari perusahaan asing yang berinvestasi di negaranya, serta memperbaiki iklim investasi bagi perusahaan asing.
Pernyataan direspons positif oleh pasar sehingga aliran modal ke Negeri Tirai Bambu cukup deras. Tidak hanya investasi portofolio, penanaman modal asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) di sektor riil pun meningkat. Pada Maret 2018, FDI yang masuk ke China mencapai US$ 345 juta atau meningkat hampir 60% dari bulan sebelumnya.
Di sisi lain, rencana PBoC untuk melakukan normalisasi kebijakan moneternya seiring dengan spread antara suku bunga di AS dan China yang semakin menipis membuat posisi yuan juga mendapat angin untuk bergerak menguat. Kedua hal inilah yang disinyalir sebagai penyebab terjadi pelemahan pada rupiah dalam beberapa hari terakhir.
Pelemahan rupiah terhadap yuan dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Sepanjang 2017, Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan Negeri Tirai Bambu mencapai US$ 6,35 miliar.
Pada tahun ini, defisit tersebut memungkinkan untuk dikurangi seiring dengan semakin terbukanya China terhadap perdagangan global. Pelemahan rupiah juga bisa meningkatkan peluang ekspor Indonesia ke China, karena harga produk Indonesia menjadi lebih murah.
Ekspor yang potensial ke China adalah minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO). Pada 2017, ekspor CPO Indonesia ke China mencapai US$ 2,65 miliar. China menduduki peringkat kedua setelah India.
Kini untuk masuk ke pasar India agak sulit karena negara tersebut mulai menerapkan bea masuk CPO. Oleh karena itu, China menjadi sangat potensial sebagai pasar CPO terbesar menggantikan India.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Di sisi lain, rencana PBoC untuk melakukan normalisasi kebijakan moneternya seiring dengan spread antara suku bunga di AS dan China yang semakin menipis membuat posisi yuan juga mendapat angin untuk bergerak menguat. Kedua hal inilah yang disinyalir sebagai penyebab terjadi pelemahan pada rupiah dalam beberapa hari terakhir.
Pelemahan rupiah terhadap yuan dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Sepanjang 2017, Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan Negeri Tirai Bambu mencapai US$ 6,35 miliar.
Pada tahun ini, defisit tersebut memungkinkan untuk dikurangi seiring dengan semakin terbukanya China terhadap perdagangan global. Pelemahan rupiah juga bisa meningkatkan peluang ekspor Indonesia ke China, karena harga produk Indonesia menjadi lebih murah.
Ekspor yang potensial ke China adalah minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO). Pada 2017, ekspor CPO Indonesia ke China mencapai US$ 2,65 miliar. China menduduki peringkat kedua setelah India.
Kini untuk masuk ke pasar India agak sulit karena negara tersebut mulai menerapkan bea masuk CPO. Oleh karena itu, China menjadi sangat potensial sebagai pasar CPO terbesar menggantikan India.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Perang Dagang Juga Bikin Rupiah Ikut Terjungkal
Most Popular