
Bank Sampoerna Targetkan IPO 3 Tahun lagi
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
13 April 2018 20:10

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Sahabat Sampoerna yang dikendalikan oleh Michael Joseph Sampoerna, generasi keempat keluarga Sampoerna di Indonesia, berencana untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 2-3 tahun mendatang.
Chief Financial Officer Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan pihaknya masih terus mengkaji kapan waktu yang tepat untuk melantai di Bursa Efek Indonesia. "Karena kalau timing-nya (waktu) kurang tepat hasilnya kurang bagus," ujar Henky kepada CNBC Indonesia, Jumat (13/4/2018).
Menurut Henky, salah satu yang dipersiapkan menuju IPO adalah meningkatkan skala ekonomi. Bank Sampoerna menetapkan target pertumbuhan yang lebih tinggi dari industri untuk mengejar skala ekonomi yang layak menuju IPO.
"Kami tidak ada rencana untuk menerbitkan bonds (surat utang) karena prosesnya sama dengan IPO. Tanggung kalau bonds, lebih baik langsung IPO," ujarnya.
Pada tahun ini, menurut Henky, Bank Sampoerna menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 12-15% dibandingkan dengan 2017. Dengan target tersebut, maka outstanding kredit Bank Sampoerna diprediksi menembus Rp 6,98 triliun-Rp 7,17 triliun, dibandingkan dengan akhir 2017 Rp 6,23 triliun.
"Saat ini mayoritas kredit Bank Sampoerna diberikan untuk UMKM dengan porsi sebesar 70-80%," ujarnya.
Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), tuturnya, juga ditargetkan sejalan dengan kredit sekitar 12-15%.
Dengan target tersebut DPK akan menembus Rp 7,5-Rp 7,7 triliun dibandingkan dengan akhir 2017 Rp6,69 triliun.
Sementara itu, laba bersih ditargetkan tumbuh 10-15% dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat Rp 36,57 miliar. "Untuk menopang laba kami jaga agar LDR (loan to deposit ratio) terjaga di atas 90%," ujar Henky.
Pada akhir 2017, Bank Sampoerna tercatat memiliki rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross 2,9% dan NPL net 2,47%. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perseroan tercatat meningkat dari 6,52% pada 2016 menjadi 6,76% pada 2017. Adapun total aset perseroan pada akhir 2017 tercatat Rp 8,19 triliun.
Bank Sampoerna sebelumnya merupakan Bank Dipo Internasional yang kemudian diakuisisi oleh keluarga Sampoerna pada 2011 lalu. Bank Sampoerna menjadi bagian dari PT Sampoerna Strategic yang memiliki usaha lain di bidang agrobisnis, telekomunikasi, properti, dan perusahaan kayu.
Keluarga Sampoerna merupakan salah satu pengusaha sukses di Indonesia dengan lini usaha utama perusahaan rokok PT HM. Sampoerna Tbk. Namun, perusahaan tersebut dijual ke Philip Moris pada 2005 lalu.
(roy/roy) Next Article Siap-siap! 11 Perusahaan Aset Jumbo Antre IPO di BEI
Chief Financial Officer Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan pihaknya masih terus mengkaji kapan waktu yang tepat untuk melantai di Bursa Efek Indonesia. "Karena kalau timing-nya (waktu) kurang tepat hasilnya kurang bagus," ujar Henky kepada CNBC Indonesia, Jumat (13/4/2018).
Pada tahun ini, menurut Henky, Bank Sampoerna menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 12-15% dibandingkan dengan 2017. Dengan target tersebut, maka outstanding kredit Bank Sampoerna diprediksi menembus Rp 6,98 triliun-Rp 7,17 triliun, dibandingkan dengan akhir 2017 Rp 6,23 triliun.
"Saat ini mayoritas kredit Bank Sampoerna diberikan untuk UMKM dengan porsi sebesar 70-80%," ujarnya.
Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), tuturnya, juga ditargetkan sejalan dengan kredit sekitar 12-15%.
Dengan target tersebut DPK akan menembus Rp 7,5-Rp 7,7 triliun dibandingkan dengan akhir 2017 Rp6,69 triliun.
Sementara itu, laba bersih ditargetkan tumbuh 10-15% dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat Rp 36,57 miliar. "Untuk menopang laba kami jaga agar LDR (loan to deposit ratio) terjaga di atas 90%," ujar Henky.
Pada akhir 2017, Bank Sampoerna tercatat memiliki rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross 2,9% dan NPL net 2,47%. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perseroan tercatat meningkat dari 6,52% pada 2016 menjadi 6,76% pada 2017. Adapun total aset perseroan pada akhir 2017 tercatat Rp 8,19 triliun.
Bank Sampoerna sebelumnya merupakan Bank Dipo Internasional yang kemudian diakuisisi oleh keluarga Sampoerna pada 2011 lalu. Bank Sampoerna menjadi bagian dari PT Sampoerna Strategic yang memiliki usaha lain di bidang agrobisnis, telekomunikasi, properti, dan perusahaan kayu.
Keluarga Sampoerna merupakan salah satu pengusaha sukses di Indonesia dengan lini usaha utama perusahaan rokok PT HM. Sampoerna Tbk. Namun, perusahaan tersebut dijual ke Philip Moris pada 2005 lalu.
(roy/roy) Next Article Siap-siap! 11 Perusahaan Aset Jumbo Antre IPO di BEI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular