
Garuda Metalindo Siapkan Capex Rp 75 M untuk Logistic Center
Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 April 2018 15:04

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 70 miliar-Rp 75 miliar tahun ini. Dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama untuk penyelesaian logistic center yang baru dibangun perusahaan.
Direktur Utama Garuda Metalindo Ervin Wijaya mengatakan perseroan berniat mempermudah pengiriman barang, dari dan ke perusahaan sehingga perusahaan membangun logistic center yang akan segera selesai.
"Dananya masih berasal dari kas internal perusahaan dan didukung oleh financing dari machine makernya untuk pembiayaan machineries," kata kata Ervin di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (12/4).
Ervin mengakui pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat beban perusahaan meningkat, pasalnya bahan baku perusahaan masih bergantung pada impor. Untuk mengantisipasi hal tersebut perusahaan juga turut membebankan kenaikan biaya tersebut kepada konsumennya.
"Masalahnya ya karena ada lagging aja dari konsumen buat bayarnya, maka kita rugi," jelas dia.
Selain itu, tahun ini perusahaan juga tengah menggenjot penjualan untuk pasar ekspor hingga 60% dibandingkan dengan tahun lalu. Selain Amerika Serikat, perusahaan juga akan mempersiapkan untuk masuk ke pasar Eropa.
Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur fastener dan komponen untuk kendaraan dan aplikasi lainnya ini menilai pertumbuhan perusahaan tahun ini masih akan dipengaruhi faktor tahun politik dan pembangunan infrastruktur. Sehingga diperkirakan perusahaan akan mengalami pertumbuhan lebih tinggi dalam dua sampai tiga tahun ke depan.
(hps) Next Article Indosat Anggarkan Capex Rp 7 T untuk Tingkatkan Jaringan 4G
Direktur Utama Garuda Metalindo Ervin Wijaya mengatakan perseroan berniat mempermudah pengiriman barang, dari dan ke perusahaan sehingga perusahaan membangun logistic center yang akan segera selesai.
"Dananya masih berasal dari kas internal perusahaan dan didukung oleh financing dari machine makernya untuk pembiayaan machineries," kata kata Ervin di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (12/4).
"Masalahnya ya karena ada lagging aja dari konsumen buat bayarnya, maka kita rugi," jelas dia.
Selain itu, tahun ini perusahaan juga tengah menggenjot penjualan untuk pasar ekspor hingga 60% dibandingkan dengan tahun lalu. Selain Amerika Serikat, perusahaan juga akan mempersiapkan untuk masuk ke pasar Eropa.
Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur fastener dan komponen untuk kendaraan dan aplikasi lainnya ini menilai pertumbuhan perusahaan tahun ini masih akan dipengaruhi faktor tahun politik dan pembangunan infrastruktur. Sehingga diperkirakan perusahaan akan mengalami pertumbuhan lebih tinggi dalam dua sampai tiga tahun ke depan.
(hps) Next Article Indosat Anggarkan Capex Rp 7 T untuk Tingkatkan Jaringan 4G
Most Popular