
Acset Raih Pinjaman Induk Usaha Rp 1,6 T untuk Modal Kerja
Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 April 2018 18:27

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Acset Indonusa Tbk (ACST) memperoleh pinjaman modal dari induk usahanya PT United Tractor Tbk (UNTR) sebesar Rp 1,6 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk pengerjaan proyek yang akan digarap perusahaan di tahun ini.
Direktur Utama Acset Indonusa Jeffrey Gunadi Chandrawijaya mengatakan tidak ada penempatan proyek yang spesifik untuk dana tersebut, sehingga dana tersebut akan dimanfaatkan untuk mendanai proyek-proyek yang diperoleh perusahaan di tahun ini.
"Kebutuhan modal kerja tahun ini sumbernya dari shareholder loan, bank loan dari terutama dari vendor dan supplier yang memberikan penyediaan barang dengan hargayang kompetitif. Ditambah juga dengan kas perusahaan," kata Jeffrey di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (11/4).
Menurut dia, kebutuhan pendanaan tahun ini akan bergantung pada jenis proyek yang akan dikerjakan perusahaan karena tak semua proyek membutuhkan modal kerja. Modal kerja biasanya dibutuhkan perusahaan ketika mengerjakan proyek berbasis infrastruktur yang menggunakan skema contractor pre financing (CPF).
Tahun ini, perusahaan menargetkan perolehan kontrak baru mencapai Rp 10 triliun. Jeffrey menilai, mayoritas kontral ini masih akan didominasi oleh proyek-proyek infrastruktur karena memang memiliki nilai yang lebih besar jika dibandingkan dengan kontrak dari proyek lainnya.
Dia menjelaskan, hingga akhir kuartal-I 2017 perusahaan masih belum mampu mengantongi nilai kontra baru, namun perusahaan tetap aktif untuk ikut dalam proses tender proyek.
Sementara itu, perusahaan masih mengerjaan proyek-proyek yang sudah didapat perusahaan tahun lalu dengan nilai sebesar Rp 10,5 triliun.
(hps) Next Article Hitung Proyeksi Window Dressing Pendorong IHSG di Akhir Tahun
Direktur Utama Acset Indonusa Jeffrey Gunadi Chandrawijaya mengatakan tidak ada penempatan proyek yang spesifik untuk dana tersebut, sehingga dana tersebut akan dimanfaatkan untuk mendanai proyek-proyek yang diperoleh perusahaan di tahun ini.
"Kebutuhan modal kerja tahun ini sumbernya dari shareholder loan, bank loan dari terutama dari vendor dan supplier yang memberikan penyediaan barang dengan hargayang kompetitif. Ditambah juga dengan kas perusahaan," kata Jeffrey di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (11/4).
Tahun ini, perusahaan menargetkan perolehan kontrak baru mencapai Rp 10 triliun. Jeffrey menilai, mayoritas kontral ini masih akan didominasi oleh proyek-proyek infrastruktur karena memang memiliki nilai yang lebih besar jika dibandingkan dengan kontrak dari proyek lainnya.
Dia menjelaskan, hingga akhir kuartal-I 2017 perusahaan masih belum mampu mengantongi nilai kontra baru, namun perusahaan tetap aktif untuk ikut dalam proses tender proyek.
Sementara itu, perusahaan masih mengerjaan proyek-proyek yang sudah didapat perusahaan tahun lalu dengan nilai sebesar Rp 10,5 triliun.
(hps) Next Article Hitung Proyeksi Window Dressing Pendorong IHSG di Akhir Tahun
Most Popular