
Terbantu Pidato Xi Jinping, Rupiah Menguat Lawan Dolar AS
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
10 April 2018 16:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini bergerak menguat. Penguatan rupiah dan mata uang kawasan didukung oleh meredanya tensi perang dagang merespons pidato Presiden China Xi Jinping.
Pada Rabu (10/4/2018) pukul 16.00 WIB, dolar AS di pasar spot diperdagangkan di Rp 13.748. Rupiah menguat 0,09% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Posisi rupiah terlemah berada di Rp 13.761/US$, sementara posisi terkuat di Rp 13.735/US$.
Tensi perang dagang antara AS dan China semakin memudar seiring dengan pernyataan dari masing-masing kepala negara. Dimulai dari pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menginginkan negosiasi dengan pihak Beijing.
Bak gayung bersambut, Presiden Xi pun memberi pernyataan yang tak kalah menyenangkan pasar. Dalam Boao Forum, Xi menyatakan bahwa China siap menjadi ekonomi yang lebih terbuka dan siap menurunkan surplus perdagangannya demi kebaikan dunia.
"China tidak berniat mencari surplus. Kami punya niat tulus untuk menambah impor dan mencapai neraca perdagangan yang lebih seimbang.
"Kami berharap negara-negara maju berhenti menerapkan pembatasan terhadap produk teknologi kami. Kami juga berharap ada relaksasi terhadap ekspor dan perdagangan dengan China," papar Xi.
Pernyataan ini semakin memunculkan optimisme bagi pasar, bahwa perang dagang AS-China bisa diselesaikan dengan damai. Akibatnya, risk appetite investor muncul kembali.
Penguatan yang terjadi pada rupiah sejalan dengan tren apresiasi nilai tukar mata uang kawasan. Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang Asia terhadap greenback:
(aji/aji) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Pada Rabu (10/4/2018) pukul 16.00 WIB, dolar AS di pasar spot diperdagangkan di Rp 13.748. Rupiah menguat 0,09% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Posisi rupiah terlemah berada di Rp 13.761/US$, sementara posisi terkuat di Rp 13.735/US$.
![]() |
"China tidak berniat mencari surplus. Kami punya niat tulus untuk menambah impor dan mencapai neraca perdagangan yang lebih seimbang.
"Kami berharap negara-negara maju berhenti menerapkan pembatasan terhadap produk teknologi kami. Kami juga berharap ada relaksasi terhadap ekspor dan perdagangan dengan China," papar Xi.
Pernyataan ini semakin memunculkan optimisme bagi pasar, bahwa perang dagang AS-China bisa diselesaikan dengan damai. Akibatnya, risk appetite investor muncul kembali.
Penguatan yang terjadi pada rupiah sejalan dengan tren apresiasi nilai tukar mata uang kawasan. Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang Asia terhadap greenback:
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 107,23 | -0,26 |
Yuan China | 6,29 | +0,19 |
Won Korsel | 1,065,21 | +0,26 |
Dolar Taiwan | 29,20 | +0,12 |
Rupee India | 64,96 | -0,02 |
Dolar Singapura | 1.31 | +0,08 |
Ringgit Malaysia | 3.86 | +0,08 |
Bath Thailand | 31,20 | +0,19 |
Peso Filipina | 51,96 | +0,07 |
(aji/aji) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular