
"Pasar Penuh Ketidakpastian, Fundamental Emiten Masih Bagus"
Monica Wareza, CNBC Indonesia
10 April 2018 11:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai kondisi pasar modal yang saat ini bergerak dengan tingkat volatilitas tinggi menjadi salah satu penyebab pelaku pasar lebih memilih untuk wait and see (menunggu) karena banyaknya ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kondisi global.
Meski demikian, kondisi fundamental dari emiten dianggap dapat menjadi satu pertimbangan bagi investor untuk tetap berinvestasi.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio kondisi pasar saat ini penuh dengan ketidakpastian oleh Amerika dan China masih menjadi musuh bagi pelaku pasar. Namun fundamental emiten di Indonesia masih menunjukkan kondisi yang bagus dengan pertumbuhan hingga 20% di tahun lalu.
"Untungnya fundamental kita bagus, emiten kita growth [kinerja] di atas 20%. Jadi gerak emiten kita, produk kita masih bagus," kata Tito di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (10/4).
Berdasarkan data dari BEI, sepanjang tahun lalu rata-rata emiten mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 22,74% menjadi Rp 998,30 triliun sepanjang 2017, dibanding dengan laba bersih emiten sepanjag 2016 yang sebesar Rp 813,30 triliun. Sementara, untuk pendapatan emiten mengalami kenaikan rata-rata sebesar 12,90% dari Rp 2.758,70 triliun menjadi Rp 3,114,40 triliun di akhir tahun lalu.
Kondisi yang sama juga terjadi untuk nilai aset-aset dari emite. Pertumbuhan aset naik 11,03% menjadi Rp 10.000 triliun untuk tahun buku 2017 dibanding dengan Rp 9.000 triliun di akhir 2016. Begitu juga dengan ekuitas para emiten yang bertambah 12,2% dari Rp 2.541 triliun di per 31 Desember 2016 menjadi Rp 2.851 triliun per 31 Desember 2017.
(roy/roy) Next Article 10 Saham Ini Diserok Asing Sepekan, Punya Gak Sahamnya?
Meski demikian, kondisi fundamental dari emiten dianggap dapat menjadi satu pertimbangan bagi investor untuk tetap berinvestasi.
Berdasarkan data dari BEI, sepanjang tahun lalu rata-rata emiten mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 22,74% menjadi Rp 998,30 triliun sepanjang 2017, dibanding dengan laba bersih emiten sepanjag 2016 yang sebesar Rp 813,30 triliun. Sementara, untuk pendapatan emiten mengalami kenaikan rata-rata sebesar 12,90% dari Rp 2.758,70 triliun menjadi Rp 3,114,40 triliun di akhir tahun lalu.
Kondisi yang sama juga terjadi untuk nilai aset-aset dari emite. Pertumbuhan aset naik 11,03% menjadi Rp 10.000 triliun untuk tahun buku 2017 dibanding dengan Rp 9.000 triliun di akhir 2016. Begitu juga dengan ekuitas para emiten yang bertambah 12,2% dari Rp 2.541 triliun di per 31 Desember 2016 menjadi Rp 2.851 triliun per 31 Desember 2017.
(roy/roy) Next Article 10 Saham Ini Diserok Asing Sepekan, Punya Gak Sahamnya?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular