Perang Dagang Panas, Mayoritas Bursa Asia Ditutup Terkoreksi
06 April 2018 18:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia pada Jumat (6/4/2018) terkoreksi karena investor menduga Presiden Amerika Serikat (AS) akan mengambil kebijakan ekonomi yang agresif (hawkish) dalam perang dagang dan memantau perkembangan data pekerja AS yang akan keluar pada hari ini.
Setelah dibuka menguat tinggi pada awal perdagangan, bursa Tokyo berakhir di zona merah, turun 0,4%, begitu juga bursa Korea Selatan dan bursa Sydney (Australia). Di regional Asia, hanya bunga Hong Kong yang ditutup di zona hijau dengan ditutup menguat 1% setelah pada Kamis lalu bursa tidak bertransaksi karena libur nasional.
"Nilai perdagangan sangat tipis karena investor menunggu data pekerja AS yang akan dirilis malam ini," ujar Analis Okasan Securites, perusahaan sekuritas asal Tokyo, Shinichi Yamamoto, seperti dikutip dari AFP.
Pelaku pasar akan menggunakan data pekerja AS untuk memprediksi kebijakan moneter yang akan diambil bank sentral AS, Federal Reserve.
Pada hari ini para pejabat AS dan China saling melemparkan perang urat syaraf yang memanaskan kembali tensi dan kekhawatiran akan terjadinya perdang dagang.
Trump menyatakan dia telah menginstruksikan para pejabat di departemen perdagangan untuk "mempertimbangkan tarif tambahan pada produk China sebesar US$100 miliar (Rp 1.350 triliun)."
Trump telah mengenakan tarif impor barang China sebesar US$50 miliar yang memicu China menerapkan tarif impor tinggi pada barang dari AS.
(roy/roy)
Setelah dibuka menguat tinggi pada awal perdagangan, bursa Tokyo berakhir di zona merah, turun 0,4%, begitu juga bursa Korea Selatan dan bursa Sydney (Australia). Di regional Asia, hanya bunga Hong Kong yang ditutup di zona hijau dengan ditutup menguat 1% setelah pada Kamis lalu bursa tidak bertransaksi karena libur nasional.
Pelaku pasar akan menggunakan data pekerja AS untuk memprediksi kebijakan moneter yang akan diambil bank sentral AS, Federal Reserve.
Pada hari ini para pejabat AS dan China saling melemparkan perang urat syaraf yang memanaskan kembali tensi dan kekhawatiran akan terjadinya perdang dagang.
Trump menyatakan dia telah menginstruksikan para pejabat di departemen perdagangan untuk "mempertimbangkan tarif tambahan pada produk China sebesar US$100 miliar (Rp 1.350 triliun)."
Trump telah mengenakan tarif impor barang China sebesar US$50 miliar yang memicu China menerapkan tarif impor tinggi pada barang dari AS.
Artikel Selanjutnya
Indeks Shanghai Dibuka Naik 0,19%, Hang Seng Terkoreksi 0,08%
(roy/roy)