Perang Dagang Memanas Lagi, Mayoritas Bursa Asia Dibuka Merah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 April 2018 09:08
Sentimen negatif bursa Asia masih berasal dari perang dagang AS-China.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Nikkei yang merupakan indeks acuan bursa saham Jepang tergelincir 0,1% ke level 21.624,07 poin pada perdagangan hari ini (6/4/2018). Dari total 225 saham yang menghuni indeks Nikkei, sebanyak 143 saham diperdagangkan melemah, 73 saham menguat, sementara 9 saham lainnya tak mencatatkan perubahan harga.

Fast Retailing selaku pemilik merek UNIQLO yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Indonesia memimpin pelemahan indeks Nikkei, seiring koreksinya yang mencapai 0,73% menjadi ¥ 46.160/saham. Di posisi dua, ada saham Shin-Etsu Chemical, sebuah emiten produsen barang-barang kimia yang terkoreksi 2,26% menjadi ¥ 10.605/saham.

Sentimen negatif bagi bursa saham Jepang datang dari keputusan Donald Trump yang memerintahkan United States Trade Representative (USTR) untuk mengkaji kemungkinan mengenakan bea masuk baru bagi senilai US$ 100 miliar produk impor asal China .

Trump menyatakan opsi tersebut diambil sebagai respon dari aksi balasan China yang sebelumnya telah mengumumkan bea masuk bagi produk impor asal AS senilai US$ 50 miliar. Total, ada 106 produk yang akan dikenakan bea masuk, termasuk kedelai, mobil, pesawat terbang, dan wiski.

Perintah Trump kepada USTR tersebut lantas membuka babak baru dari perselisihan antar kedua negara dalam hal perdagangan. Padahal, sebelumnya tensi sudah mereda pasca Larry Kudlow selaku Penasihat Ekonomi Gedung Putih mengatakan bahwa AS siap bernegosiasi dengan China.

Yen menguat 0,23% terhadap dolar AS ke level ¥107,11. Biasanya, pelemahan Yen akan berdampak positif bagi bursa saham Jepang. Namun, situasi kali ini berbeda. Jika AS dan China benar-benar perang dagang, maka ekonomi Jepang dipastikan akan tertekan sehingga berimbas negatif bagi pasar saham.

Sementara itu, indeks Hang Seng masih bisa menguat sebesar 1,13% ke level 29,850,92 poin. Pelaku pasar nampak mengapresiasi rilis data indeks PMI Hong Kong periode Maret yang sebesar 50,6. Sebagai catatan, angka diatas 50 menandakan ekspansi sektor manufaktur jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Saham Tencent (+2,11%) menjadi motor utama penguatan indeks Hang Seng.

Beralih ke Korea Selatan, indeks Kospi melemah 0,22% ke level 2.432,08 poin. Saham GMB Korea (-10,34%) menjadi saham dengan koreksi terbesar pada perdagangan hari ini. Perusahaan ini merupakan produsen dari komponen-komponen mobil.

Adapun indeks Strait Times bursa Singapura terkoreksi 0,38% ke level 3.392,76 poin. Dari total 30 saham yang membentuk indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 23 diperdagangkan di zona merah, 5 saham menguat, sementara 2 lainnya tak mencatatkan perubahan harga. 
(roy/roy) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular