Saham Perbankan Tak Kompak Menguat, IHSG Tertekan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
03 April 2018 11:12
Indeks harga saham gabungan (IHSG) tertekan pada Selasa (3/4) pagi (10:30), karena saham-saham utama perbankan bergerak variatif.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks harga saham gabungan (IHSG) tertekan pada Selasa (3/4) pagi (10:30), karena saham-saham utama perbankan bergerak variatif sehingga indeks sektor keuangan menjadi satu dari lima indeks sektoral yang tertekan.

Dua saham perbankan menyeret IHSG melemah, yakni saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang melemah 1,7% ke Rp 4.040 per unit, disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang turun 1,6% ke Rp7.700. Sebaliknya saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menahan koreksi IHSG dengan penguatan 0,1% ke Rp23.425.

Di tengah tarik-ulur saham unggulan perbankan itu, indeks sektor keuangan pun tertekan 0,4% atau 5 poin ke 1.135,91, membalik gain Senin yang membawa indeks sektor tersebut menguat ke 1.140,9. Indeks sektor keuangan menyumbang nyaris 30% dari bobot pergerakan IHSG.

Empat indeks sektoral lainnya yang juga melemah adalah sektor konsumer dengan koreksi sebesar 0,9% ke 2.599,94, diikuti sektor aneka industri (turun 0,5% ke 1.272,77), sektor industri kimia dasar (melemah 0,4% ke 740,68), dan agrikultur (terkoreksi 0,4% ke 1.701,31).

Semetara itu, saham dari sektor barang konsumsi, yang menjadi penggerak utama kedua IHSG setelah sektor keuangan dengan bobot 21%, melemah akibat koreksi saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP). Saham berkapitalisasi pasar terbesar kedua setelah BBCA ini turun 1,7% ke Rp. 4.040. Saham rokok ini memiliki bobot sebesar 32% di sektor konsumer.

Di posisi berseberangan, indeks sektor properti menguat tertinggi, yakni sebesar 0,3% ke 511,22 diikuti sektor tambang (tumbuh 0,2% ke 1.863,46), perdagangan (menguat 0,1% ke 918,16), dan sektor infrastruktur yang naik tipis 0,06% ke 1.072,99.

Energi penguatan sektor properti berasal dari saham PT Pikko Land Development Tbk (RODA) yang meroket 23,8% pagi ini ke Rp 540. Saham grup Pikko ini mendapat momentum penguatan setelah membangun akses alternatif melewati proyek2 infrastruktur Ibu Kota yang mengepung Signature Park Grande (SPG).

SPG adalah proyek andalan grup properti tersebut karena berlokasi di persimpangan Cawang-MT Haryono, yang menjadi pertemuan arus dari Bogor, Cibubur, Bekasi yang menuju pusat Jakarta. Pemerintah tengah membangun proyek infrastruktur terpadu dan transit oriented development (TOD) di lokasi tersebut.

(ags/ags) Next Article Sedang Turun, Saham Konsumer kok Masih Pantas Diincar?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular