
Banyak Sentimen Negatif, IHSG Berpeluang Berada di Zona Merah
Tim CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
03 April 2018 09:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengikuti tren bursa Asia yang dibuka langsung terkoreksi. Pada pembukaan perdagangan hari ini IHSG dibuka terkoreksi 0,45% ke 6.240,57.
Koreksi IHSG pada awal perdagangan ini dikarenakan turunnya harga saham emiten berkapitalisasi besar. Saham, PT Astra Internasional Tbk (ASII) turun 0,99%, Saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 0,72% dan Saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) turun 0,97%.
virus koreksi dari bursa Wall Street juga menular ke bursa Asia. Indeks Nikkei 225 pada perdagangan hari ini dibuka terkoreksi 1,28% ke 21.115,48 poin. Indeks Hang Seng dibuka terkoreksi 0,6% ke 29.927,88 poin dan Indeks Kospi dibuka turun 0,9%.
Bursa-bursa utama Asia terserang virus koreksi bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street. Bursa-bursa utama di Asia pada perdagangan hari ini dibuka dimana bursa Jepang langsung mengalami koreksi dalam.
Indeks Nikkei 225 pada perdagangan hari ini dibuka terkoreksi 1,28% ke 21.115,48 poin. Penyebabnya, turunnya harga saham sektor emiten semikonduktor dan elektronik. Saham Screen Holding Co Ltd turun 3,85%, saham TDK Corp turun 3,29% dan saham Furukawa Electric Co Ltd turun 3,15%.
Indeks Hangseng dibuka terkoreksi 0,6% ke 29.927,88 poin. Pelemahan bursa Hong Kong ini pada awal perdagangan didorong oleh saham emiten teknologi dan properti. Saham AAC Tecnologies Holding Inc turun 4,66%, saham Sunny Optical Grup Co ltd turun 3,45% dan Country Garden Holding Co Ltd turun 2,72%.
Indeks Kospi dibuka turun 0,9%. Saham emiten sektor aneka industri dan elektronik jadi penyebabnya. Saham Inscobee Inc turun 9,24%, saham Korea Green Paper MFG Co Ltd turun 7,21% dan saham Samwha Electric Co Ltd turun 4,76%.
Meningkatnya ketegangan akibat perang dagang China-AS membuat investor melakukan aksi jual sejumlah saham-saham berkapitalisasi besar.
Perang dagang masih menjadi sentimen negatif bagi IHSG hari ini . Ketika perang dagang terjadi, apalagi melibatkan dua kekuatan ekonomi terbesar di muka bumi, maka rantai pasok global (global supply chain) akan rusak. Permintaan bahan baku dan barang modal di AS maupun China akan berkurang karena penjualan industri turun akibat saling hambat perdagangan. Seluruh dunia akan menjadi korban.
Sentimen perang dagang ini bisa membawa investor asing semakin meninggalkan bursa saham Indonesia. Sampai kemarin, nilai jual bersih investor asing sejak awal tahun sudah mencapai Rp 23,74 triliun. Apalagi investor asing tengah menantikan rilis data ketenagakerjaan AS yang akan keluar akhir pekan ini. Sambil mengamankan posisi, investor memilih aset-aset minim risiko seperti obligasi pemerintah AS, emas, atau yen Jepang.
Harga komoditas juga bisa menjadi pemberat IHSG. Harga minyak anjlok lumayan dalam karena peningkatan produksi di Rusia. Pada Maret, produksi minyak Negeri Beruang Merah tercatat 10,97 barel/hari. Naik 0,18% dibandingkan bulan sebelumnya.
Kenaikan harga minyak yang terjadi sebelumnya memang kurang stabil, karena masih ada produksi yang melimpah di beberapa negara. Selain Rusia, produksi emas hitam di AS juga terus meningkat. Pekan lalu, stok minyak Negeri Paman Sam bertambah 1,6 juta barel dan produksinya menembus rekor baru yaitu mencapai 10,43 barel/hari.
Koreksi harga minyak yang cukup dalam bisa berimbas ke saham-saham emiten migas dan pertambangan. Apalagi sejak awal tahun sektor ini masih mencatatkan penguatan 16,7%. Dikhawatirkan penurunan harga minyak akan menjadi alasan investor untuk mencairkan keuntungannya sekarang.
Sementara sentimen yang bisa mendorong penguatan IHSG lebih lanjut adalah perkembangan nilai tukar dolar AS. Greenback sepertinya masih melanjutkan depresiasi, merespons penerapan bea masuk kepada 128 produk AS oleh China. Ekspor AS ke China tentu akan terganggu, sementara Negeri Tirai Bambu adalah pasar ketiga terbesar untuk Negeri Adidaya.
Pelemahan dolar AS bisa dimanfaatkan rupiah untuk mencetak apresiasi. Penguatan rupiah bisa menjadi angin segar buat IHSG. Sejumlah emiten juga dijadwalkan merilis pelaporan seperti MPPA dan NISP. Kabar baik dari laporan tersebut bisa menjadi pendorong penguatan IHSG.
Kemudian, sejak awal tahun IHSG mencatat penurunan 1,81%. Ini membuat harga aset menjadi lebih terjangkau dan siap diborong.
(roy/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Koreksi IHSG pada awal perdagangan ini dikarenakan turunnya harga saham emiten berkapitalisasi besar. Saham, PT Astra Internasional Tbk (ASII) turun 0,99%, Saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 0,72% dan Saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) turun 0,97%.
virus koreksi dari bursa Wall Street juga menular ke bursa Asia. Indeks Nikkei 225 pada perdagangan hari ini dibuka terkoreksi 1,28% ke 21.115,48 poin. Indeks Hang Seng dibuka terkoreksi 0,6% ke 29.927,88 poin dan Indeks Kospi dibuka turun 0,9%.
Indeks Hangseng dibuka terkoreksi 0,6% ke 29.927,88 poin. Pelemahan bursa Hong Kong ini pada awal perdagangan didorong oleh saham emiten teknologi dan properti. Saham AAC Tecnologies Holding Inc turun 4,66%, saham Sunny Optical Grup Co ltd turun 3,45% dan Country Garden Holding Co Ltd turun 2,72%.
Indeks Kospi dibuka turun 0,9%. Saham emiten sektor aneka industri dan elektronik jadi penyebabnya. Saham Inscobee Inc turun 9,24%, saham Korea Green Paper MFG Co Ltd turun 7,21% dan saham Samwha Electric Co Ltd turun 4,76%.
Meningkatnya ketegangan akibat perang dagang China-AS membuat investor melakukan aksi jual sejumlah saham-saham berkapitalisasi besar.
Perang dagang masih menjadi sentimen negatif bagi IHSG hari ini . Ketika perang dagang terjadi, apalagi melibatkan dua kekuatan ekonomi terbesar di muka bumi, maka rantai pasok global (global supply chain) akan rusak. Permintaan bahan baku dan barang modal di AS maupun China akan berkurang karena penjualan industri turun akibat saling hambat perdagangan. Seluruh dunia akan menjadi korban.
Sentimen perang dagang ini bisa membawa investor asing semakin meninggalkan bursa saham Indonesia. Sampai kemarin, nilai jual bersih investor asing sejak awal tahun sudah mencapai Rp 23,74 triliun. Apalagi investor asing tengah menantikan rilis data ketenagakerjaan AS yang akan keluar akhir pekan ini. Sambil mengamankan posisi, investor memilih aset-aset minim risiko seperti obligasi pemerintah AS, emas, atau yen Jepang.
Harga komoditas juga bisa menjadi pemberat IHSG. Harga minyak anjlok lumayan dalam karena peningkatan produksi di Rusia. Pada Maret, produksi minyak Negeri Beruang Merah tercatat 10,97 barel/hari. Naik 0,18% dibandingkan bulan sebelumnya.
Kenaikan harga minyak yang terjadi sebelumnya memang kurang stabil, karena masih ada produksi yang melimpah di beberapa negara. Selain Rusia, produksi emas hitam di AS juga terus meningkat. Pekan lalu, stok minyak Negeri Paman Sam bertambah 1,6 juta barel dan produksinya menembus rekor baru yaitu mencapai 10,43 barel/hari.
Koreksi harga minyak yang cukup dalam bisa berimbas ke saham-saham emiten migas dan pertambangan. Apalagi sejak awal tahun sektor ini masih mencatatkan penguatan 16,7%. Dikhawatirkan penurunan harga minyak akan menjadi alasan investor untuk mencairkan keuntungannya sekarang.
Sementara sentimen yang bisa mendorong penguatan IHSG lebih lanjut adalah perkembangan nilai tukar dolar AS. Greenback sepertinya masih melanjutkan depresiasi, merespons penerapan bea masuk kepada 128 produk AS oleh China. Ekspor AS ke China tentu akan terganggu, sementara Negeri Tirai Bambu adalah pasar ketiga terbesar untuk Negeri Adidaya.
Pelemahan dolar AS bisa dimanfaatkan rupiah untuk mencetak apresiasi. Penguatan rupiah bisa menjadi angin segar buat IHSG. Sejumlah emiten juga dijadwalkan merilis pelaporan seperti MPPA dan NISP. Kabar baik dari laporan tersebut bisa menjadi pendorong penguatan IHSG.
Kemudian, sejak awal tahun IHSG mencatat penurunan 1,81%. Ini membuat harga aset menjadi lebih terjangkau dan siap diborong.
(roy/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular