
Dolar Melemah karena Perang Dagang AS-China
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
03 April 2018 07:28

New York, CNBC Indonesia - Dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada hari Senin (2/4/2018) terhadap yen dalam tiga hari berturut-turut menyusul langkah China yang mengenakan bea impor terhadap 128 barang-barang dari AS. Tindakan negara Asia Timur itu memanaskan ketegangan antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu.
China telah mengenakan bea masuk hingga 25% terhadap 128 produk AS, termasuk daging babi beku, wine, buah-buahan, dan kacang-kacangan, mulai hari Senin sebagai respons atas bea impor baja dan aluminium AS, kata kementerian keuangan China sebagaimana dilansir dari Reuters.
"Yen dan franc Swiss adalah pemenangnya," kata Paresh Upadhyaya, direktur strategi mata uang di Amundi Pioneer Asset Management.
"Ini adalah aksi jual yang dipengaruhi oleh kekhawatiran perdagangan. Kecemasan tersebut menyebabkan munculnya kekhawatiran mengenai pertumbuhan global. Ada lebih banyak risiko untuk euro termasuk mata uang berorientasi ekspor lainnya, seperti dolar Kanada, Australia, dan Selandia Baru."
Mata uang Jepang dan Swiss, yang dipandang sebagai aset safe haven, biasanya mendapat keuntungan dari pelemahan greenback ketika suhu geopolitik dan keuangan memanas.
Dolar AS melemah 0,1% ke 90,043 terhadap beberapa mata uang utama dunia hari Senin, setelah sebelumnya membukukan penguatan tertinggi dalam satu minggu terakhir di 90,178 Kamis pekan lalu.
Greenback terdepresiasi 0,4% terhadap yen ke 105,89 yen setelah menguat lebih dari 1,5% minggu lalu.
Dolar AS diperkirakan akan terus melemah terhadap yen mengingat terus meningkatnya ketegangan di antara AS dan China. Presiden AS Donald Trump diprediksikan akan mengumumkan daftar produk-produk China lainnya yang akan dikenakan bea impor baru hari Jumat ini.
(prm) Next Article Dolar AS jadi Acuan Mata Uang Dunia, Ini Penyebabnya
China telah mengenakan bea masuk hingga 25% terhadap 128 produk AS, termasuk daging babi beku, wine, buah-buahan, dan kacang-kacangan, mulai hari Senin sebagai respons atas bea impor baja dan aluminium AS, kata kementerian keuangan China sebagaimana dilansir dari Reuters.
"Yen dan franc Swiss adalah pemenangnya," kata Paresh Upadhyaya, direktur strategi mata uang di Amundi Pioneer Asset Management.
Mata uang Jepang dan Swiss, yang dipandang sebagai aset safe haven, biasanya mendapat keuntungan dari pelemahan greenback ketika suhu geopolitik dan keuangan memanas.
Dolar AS melemah 0,1% ke 90,043 terhadap beberapa mata uang utama dunia hari Senin, setelah sebelumnya membukukan penguatan tertinggi dalam satu minggu terakhir di 90,178 Kamis pekan lalu.
Greenback terdepresiasi 0,4% terhadap yen ke 105,89 yen setelah menguat lebih dari 1,5% minggu lalu.
Dolar AS diperkirakan akan terus melemah terhadap yen mengingat terus meningkatnya ketegangan di antara AS dan China. Presiden AS Donald Trump diprediksikan akan mengumumkan daftar produk-produk China lainnya yang akan dikenakan bea impor baru hari Jumat ini.
(prm) Next Article Dolar AS jadi Acuan Mata Uang Dunia, Ini Penyebabnya
Most Popular