Mata Uang Asia Melemah Lawan Dolar AS, Rupiah Justru Perkasa

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 April 2018 12:52
Rupiah berhasil menguat di tengah mata uang Asia yang terdepresiasi di hadapan greenback.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus bergerak menguat. Rupiah berhasil menguat di tengah mata uang Asia yang terdepresiasi di hadapan greenback. 

Pada Senin (2/4/2018) pukul 12:00 WIB, dolar AS berada di posisi Rp 13.750. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan posisi penutupan akhir pekan lalu. 

Reuters
Rupiah bergerak berlawanan arah dengan mata uang Asia yang justru melemah terhadap dolar AS. Mengutip Reuters, berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang regional: 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang106,31-0,05
Won Korsel1.058,5+0,47
Dolar Taiwan29,15-0,10
Dolar Singapura1,31-0,01
Ringgit Malaysia3,86-0,03
Baht Thailand31,18-0,03
Peso Filipina52,160,00

Mata uang Asia tertekan oleh isu perang dagang. China resmi memberlakukan beamasuk sampai 25% terhadap 128 produk asal AS, mulai dari daging babi beku hingga anggur (wine). Langkah ini merupakan pembalasan terhadap langkah AS yang menerapkan bea masuk kepada baja dan aluminium. 


Di tengah upaya perundingan Beijing-Washington, kebijakan China tersebut dinilai pelaku pasar sebagai langkah mundur. Isu perang dagang pun kembali mengemuka.  

Ketika perang dagang terjadi, maka aliran devisa berbagai negara akan terhambat. Seretnya aliran devisa akan menyebabkan pelemahan mata uang. 

Indonesia memang terdampak bila perang dagang benar-benar terjadi. Namun dampaknya tidak sebesar negara eksportir produk manufaktur seperti Jepang atau Taiwan. Ekspor Indonesia yang masih didominasi komoditas membuat harga lebih berperan ketimbang tarif. 

Selain itu, ada sentimen positif dari dalam negeri yaitu rilis data inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Maret 2018 sebesar 0,2% secara bulanan dan 3,4% secara tahunan. 

Inflasi Maret memang sedikit terakselerasi dibandingkan bulan sebelumnya, di mana inflasi bulanan pada Februari adalah 017% dan inflasi tahunan 3,18%. Meski begitu, laju inflasi tetap dinilai terkendali karena masih dalam kisaran target Bank Indonesia (BI) di 2,5-4,5%.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyebutkan inflasi 2018 diperkirakan di kisaran 3,5% sehingga pencapaian pada Maret masih sejalan dengan proyeksi BI. Faktor domestik ini menjadi penopang penguatan rupiah.


TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular