Investor Asing Keluar Rp 854 miliar, IHSG Stagnan

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 March 2018 16:42
Penguatan IHSG selaras dengan bursa saham regional yang juga mengakhiri hari di zona hijau.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,15% pada perdagangan hari ini (27/3/2018) ke level 6.209,35 poin. Penguatan IHSG selaras dengan bursa saham regional yang juga mengakhiri hari di zona hijau.

Indeks Nikkei naik 2,65%, indeks Shanghai naik 1,04%, indeks Hang Seng naik 0,79%, indeks Strait Times naik 0,79%, indeks Kospi naik 0,61%, indeks SET (Thailand) naik 0,01%, dan indeks KLCI (Malaysia) naik 0,14%.

Sebanyak 7 sektor saham ditutup naik, dipimpin oleh sektor aneka industri yang menguat hingga 0,79%, disusul oleh sektor barang konsumsi di posisi 2 (+0,71%). Sebanyak 195 saham ditransaksikan naik, 167 saham turun, sementara 208 lainnya tidak mencatatkan perubahan harga.

Saham-saham yang berkontribusi terhadap penguatan IHSG hari ini diantaranya: PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk/HMSP (+1,47%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (+0,75%), PT Astra International Tbk/ASII (+1,04%), PT Indofarma Tbk/INAF (+18,8%), dan PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (+2,86%).

Transaksi berlangsung relatif sepi yaitu senilai Rp 7,14 triliun dengan volume sebanyak 9,27 miliar saham. Frekuensi perdagangan adalah sebanyak 404.918 kali.

Sentimen positif bagi IHSG dan bursa saham regional datang dari mencairnya hubungan antara AS dan China, pasca kedua negara dikabarkan telah melakukan dialog mengenai perdagangan.

Sebagai upaya untuk mengurangi surplus perdagangannya dengan AS, China dikabarkan menawarkan untuk membeli lebih banyak semikonduktor dari AS dengan cara mengurangi pembelian dari beberapa negara seperti Korea Selatan dan Taiwan.

Deifist perdagangan antara AS dan China merupakan salah satu hal yang sering dikeluhkan Trump, serta alasana utama pengenaan bea masuk atas impor baja dan aluminium dari negeri panda tersebut. Etikat baik China itu lantas membuka kemungkinan bahwa China akan mendapat perlakuan yang sama dengan Korea Selatan, yaitu dikecualikan dari kebijakan bea masuk atas impor baja dan aluminium.

Sebelumnya, AS telah membebaskan Korea dari bea masuk baja dan aluminium dengan syarat produsen otomotif AS diperbolehkan mengirim 50.000 kendaraan yang memenuhi standar keamanan AS per produsen setiap tahunnya ke negeri gingseng. Jumlah tersebut meningkat dari sebelumnya 25.000 kendaraan.

Tak sampai disitu, China dikabarkan tengah bekerja sama dengan AS dalam membuka akses yang lebih luas bagi AS terhadap korporasi-korporasi di China. Hal ini kemungkinan ditujukan untuk menjawab kebijakan pengenaan bea masuk atas produk impor berteknologi tinggi asal China senilai US$ 60 miliar atau sekitar Rp 824 triliun.

Kebijakan itu sebelumnya diambil AS dengan maksud 'menghukum' China atas praktik perdagangannya yang disebut oleh pemerintahan Trump mencuri hak kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan AS.

Namun, penguatan IHSG pada hari ini patut diwaspadai. Pasalnya, IHSG sempat menguat sampai titik tertingginya di level 6.274,3 poin (+1,2%) pada awal sesi 1. Selepas itu, penguatan IHSG berangsur-angsur menipis. Bahkan, IHSG sempat berkutat di zona merah menjelang akhir perdagangan, sebelum akhirnya kembali ke teritori positif.

Adalah derasnya aksi jual investor asing yang membatasi rally IHSG. Sampai dengan akhir perdagangan, investor asing melakukan jual bersih sebesar Rp 854,42 miliar, hampir menyamai jual bersih kemarin yang sebesar Rp 906,39 miliar. Nilai ini juga membengkak dari akhir sesi 1 yang sekitar Rp 370 miliar.

Aksi jual investor asing terkonsentrasi pada saham-saham dengan kapitalisasi pasar jumbo seperti saham-saham bank BUKU IV. Tercatat, seluruh saham bank yang masuk dalam kategori bank BUKU IV dilepas oleh investor asing: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dilepas Rp 175,47 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dilepas Rp 106,6 miliar, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dilepas Rp 90,41 miliar, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dilepas Rp 7,64 miliar, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dilepas 4,82 miliar.

Terlepas dari ketakutan atas perang dagang yang mulai mereda, investor asing nampak masing sangat berhati-hati dalam mengalokasikan dananya ke dalam aset-aset beresiko. Sebab, berbagai resiko sebenarnya masih menghantui pasar keuangan dunia.

Terkait perang dagang, walaupun pembicaraan antara AS dan China sudah dimulai, namun belum ada kesepakatan yang ditandatangani kedua belah pihak. Jika salah satu pihak merasa tidak puas nantinya dalam proses negosiasi, bukan tak mungkin Donald Trump selaku Presiden AS kembali memasang sikap protektif bagi negaranya.

Kemudian, tensi geopolitik dunia kembali memanas kemarin, pasca lebih dari 100 diplomat asal Rusia diusir oleh AS, Kanada, Ukraina, dan negara-negara Uni Eropa terkait dengan dugaan keterlibatan Rusia dalam pembunuhan mantan mata-matanya di Inggris menggunakan racun.

Di Spanyol, kondisi politik juga masih panas pasca kepolisian wilayah Jerman menahan mantan Presiden Katalunya, Carles Puigdemont. Penangkapan ini datang menyusul surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Pengadilan Tinggi Spanyol. Tak hanya Puidgemont, surat perintah penangkapan juga diterbitkan untuk 12 orang lainnya dengan dakwaan pemberontakan atas keterlibatan mereka dalam upaya percobaan memerdekakan Katalunya yang akhirnya gagal pada tahun lalu.

Terakhir, investor ikut dibuat bingung oleh kabar kunjungan Pimpinan Korea Utara Kim Jong-Un Ke China, tepatnya Beijing. Walaupun kebenaran dari berita tersebut belum dapat dipastikan hingga saat ini, investor mulai bertanya-tanya tentang maksud dan tujuan kunjungan tersebut. Pasalnya, Kim Jong-Un sebelumnya belum pernah mengunjungi pimpinan negara lainnya semenjak menjabat pada 2011 silam.


(hps/hps) Next Article Akhir Pekan yang Indah Bagi IHSG dengan Penguatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular