Ujian Calon DG Bank Indonesia

Dody Budi Waluyo: Dolar di Rp 13.800 Itu Terlampau Tinggi

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
27 March 2018 14:15
Dody tak memungkiri, level rupiah saat ini Rp 13.800/US$ sudah terlempar jauh dari fundamentalnya.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah menyampaikan tujuh kebijakan strategis dalam fit and proper test calon Deputi Gubernur BI, seluruh anggota Komisi XI DPR melontarkan sejumlah pertanyaan kepada Calon Deputi Gubernur Dody Budi Waluyo yang merupakan pegawai internal dari bank sentral.

Fokus pertanyaan anggota komisi keuangan, terkait bagaimana yang bersangkutan bisa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, pengelolaan inflasi, menjaga pertumbuhan ekonomi, serta memitigasi risiko-risiko eksternal.

Dalam konteks pengelolaan stabilitas rupiah, Dody tak memungkiri, level rupiah saat ini Rp 13.800/US$ sudah terlempar jauh dari fundamentalnya. Maka, jika terpilih dia akan melakukan berbagai kebijakan agar rupiah tidak rentan terhadap kondisi eksternal.

"Kami meminta lebih banyak komunikasi secara verbal. Kami juga melakukan apa yang disebut dengan mandatory tidak memperbolehkan menggunakan mata uang selain rupiah," katanya di Gedung DPR, Selasa (27/3/2018).

"Utang korporasi pun demikian, mereka harus hedging untuk menjaga likuiditasnya. Angka Rp 13.800/US$ itu sudah terlampau tinggi dan terlampau mahal. Kita tidak berada di level itu," jelasnya.

Sementara itu, terkait dengan pertumbuhan ekonomi, Dody merasa masih ada kesempatan yang bisa dioptimalkan Indonesia agar tumbuh lebih tinggi. BI, kata dia, pun akan mencoba keluar dari ranah yang seperti biasanya.


"Kami melihat ada kesempatan yang selalu muncul. Ekonomi negara lain bagus, tapi kita tidak bisa karena inflasi cenderung naik, rupiah selalu bergejolak. Dalam asessment stabilitas kita, BI mau keluar dari wilayahnya," jelasnya.

"Kalau pertumbuhan tidak terjadi karena kegiatan ekonomi melambat, kebijakan moneter tidak akan menghasilkan kestabilan. Maka kami masuk ke kebijakan UMKM, kebijakan sektor tertentu, makroprudensial. Kami akan masuk ke pertumbuhan dengan ruang yang sekarang," ujarnya.
(dru) Next Article Tok! BI Rate Diputuskan Tetap 5,75%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular