
Analis: Secara Teknikal IHSG Masih Punya Peluang Menguat
Monica Wareza, CNBC Indonesia
26 March 2018 09:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Tren koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi berlanjut, tetapi peluang penguatan masih terbuka. Sentimen utama yang mempenguruhi perdagangan saham masih dominan faktor eksternal, ancaman terjadinya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Menurut analis, ada dua hal yang menjadi perhatian investor saat ini, yaitu kebijakan The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga dan kebijakan Pemerintah AS memberlakukan pengenaan bea masuk kepada produk-produk China. China menyiapkan 'serangan balasan' dengan menerapkan hal yang sama untuk beberapa produk Amerika yang masuk ke negaranya.
Secara teknikal, setelah periode koreksi panjang tersebut, IHSG memiliki kesepmatan untuk menguat. "Technically IHSG bisa menguat hari ini. Hal tersebut mengingat secara psikologis, IHSG sudah turun begitu dalam selama bulan ini. Secara umum, fundamental makroekonomi domestik diyakini akan menopang pertumbuhan indeks," kata M. Nafan Aji Gusta Utama, Analis Binaartha Sekuritas kepada CNBC Indonesia, Senin (26/3).
Dia menilai perdagangan hari ini akan berada di support pertama dan kedua pada level 6.127,036 dan 6.043.374 poin. Sementara itu, resistance pertama dan kedua berada pada 6.252,529 dan 6.294,360 poin.
Secara year to date IHSG sudah melemah 2,28%. Tak hanya bursa dalam negeri, pelaku pasar di bursa lainnya di dunia juga menanggapi negatif ancaman tersebut sehingga bursa dunia juga mengalami hal serupa.
Nafan melanjutkan, berdasarkan indikator daily, MACD sudah berada di area negatif. Namun, Stochastic dan RSI sudah menunjukkan jenuh jual. "Terlihat pola long white closing marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi rebound pada pergerakan indeks saham," kata Nafan.
(hps) Next Article Selamat, IHSG Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa!
Menurut analis, ada dua hal yang menjadi perhatian investor saat ini, yaitu kebijakan The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga dan kebijakan Pemerintah AS memberlakukan pengenaan bea masuk kepada produk-produk China. China menyiapkan 'serangan balasan' dengan menerapkan hal yang sama untuk beberapa produk Amerika yang masuk ke negaranya.
Secara teknikal, setelah periode koreksi panjang tersebut, IHSG memiliki kesepmatan untuk menguat. "Technically IHSG bisa menguat hari ini. Hal tersebut mengingat secara psikologis, IHSG sudah turun begitu dalam selama bulan ini. Secara umum, fundamental makroekonomi domestik diyakini akan menopang pertumbuhan indeks," kata M. Nafan Aji Gusta Utama, Analis Binaartha Sekuritas kepada CNBC Indonesia, Senin (26/3).
Secara year to date IHSG sudah melemah 2,28%. Tak hanya bursa dalam negeri, pelaku pasar di bursa lainnya di dunia juga menanggapi negatif ancaman tersebut sehingga bursa dunia juga mengalami hal serupa.
Nafan melanjutkan, berdasarkan indikator daily, MACD sudah berada di area negatif. Namun, Stochastic dan RSI sudah menunjukkan jenuh jual. "Terlihat pola long white closing marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi rebound pada pergerakan indeks saham," kata Nafan.
(hps) Next Article Selamat, IHSG Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa!
Most Popular