
Dibayangi Perang Dagang, Wall Street Jatuh (Lagi)
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 March 2018 08:40

New York, CNBC Indonesia - Wall Street kembali melanjutkan koreksi dalam pada perdagangan akhir pekan ini. Kekhawatiran terhadap perang dagang membuat investor meninggalkan bursa saham.
Mengutip Reuters, Sabtu (24/3/2018), tiga indeks utama di Wall Street masih terkoreksi lumayan dalam. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 1,77%,S&P 500 melemah 2,1%, dan Nasdaq berkurang 2,43%.
Seperti hari sebelumnya, sentimen perang dagang masih menghantui pikiran investor di Wall Street. Pada Kamis waktu setempat, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meneken aturan bea masuk bagi lebih dari 1.000 produk China untuk melindungi hak atas kekayaan intelektual. China pun membalas kebijakan AS dengan memberlakukan bea masuk bagi 128 produk Negeri Paman Sam, jumlah yang kemungkinan besar akan bertambah.
"Ada kekhawatiran soal perang dagang, aksi saling balas dan saling proteksi. Investor ingin meminimalkan risiko. Jika tensi ini semakin tinggi, maka akan menjadi hantaman besar bagi pasar," tegas Peter Kenny, Senior Market Strategist di Global Markets Advisory Group yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
Dalam sepekan, DJIA terkoreksi hingga 5,67%. Sementara S&P 500 melemah 5,95%, dan Nasdaq turun 6,54%. Koreksi yang sangat dalam.
Perang dagang menyebabkan bursa global bergejolak. Akhir pekan ini, bursa Eropa STOXX meemah 0,9%. Sedangkan di Asia, indeks Nikkei 225 terkoreksi dalam 4,5% dan Hang Seng berkurang 2,5%,dan Indeks Harga Saham Gabungan melemah 0,69%.
(aji/aji) Next Article Trump Acungkan 'Kapak Perang' dengan China, Wall Street Merah
Mengutip Reuters, Sabtu (24/3/2018), tiga indeks utama di Wall Street masih terkoreksi lumayan dalam. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 1,77%,S&P 500 melemah 2,1%, dan Nasdaq berkurang 2,43%.
Seperti hari sebelumnya, sentimen perang dagang masih menghantui pikiran investor di Wall Street. Pada Kamis waktu setempat, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meneken aturan bea masuk bagi lebih dari 1.000 produk China untuk melindungi hak atas kekayaan intelektual. China pun membalas kebijakan AS dengan memberlakukan bea masuk bagi 128 produk Negeri Paman Sam, jumlah yang kemungkinan besar akan bertambah.
"Ada kekhawatiran soal perang dagang, aksi saling balas dan saling proteksi. Investor ingin meminimalkan risiko. Jika tensi ini semakin tinggi, maka akan menjadi hantaman besar bagi pasar," tegas Peter Kenny, Senior Market Strategist di Global Markets Advisory Group yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
Dalam sepekan, DJIA terkoreksi hingga 5,67%. Sementara S&P 500 melemah 5,95%, dan Nasdaq turun 6,54%. Koreksi yang sangat dalam.
Perang dagang menyebabkan bursa global bergejolak. Akhir pekan ini, bursa Eropa STOXX meemah 0,9%. Sedangkan di Asia, indeks Nikkei 225 terkoreksi dalam 4,5% dan Hang Seng berkurang 2,5%,dan Indeks Harga Saham Gabungan melemah 0,69%.
(aji/aji) Next Article Trump Acungkan 'Kapak Perang' dengan China, Wall Street Merah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular