
Saham-saham Blue Chip Topang Penguatan IHSG
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
22 March 2018 10:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Hasil pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) yang diumumkan pada dini hari tadi direspon bervariatif oleh bursa saham regional. Bursa saham domestik tampaknya sudah tidak terlalu khawatir dengan pengumuman The Fed, dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat sebesar 0,45% ke level 6.341,58 poin dalam satu setengah jam pertama perdagangan saham.
Pelaku pasar domestik optimistis dan lebih berani melakukan akumulasi beli, setelah The Fed memastikan akan menaikkan suku bunga tahun ini sebanyak tiga kali. Ketakutan pelaku pasar bahwa The Fed akan menaikkan sampai 4 kali pudar untuk saat ini.
Investor memburu saham-saham dengan kapitalisasi pasar jumbo, utamanya yang berada dalam sektor barang konsumsi; sektor ini menguat hingga 0,9% dan menjadi sektor dengan kontribusi terbesar bagi penguatan IHSG pada pagi hari ini.
Jika dilihat lebih dalam, didapati bahwa dua saham emiten rokok yaitu PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (HMSP) menguat masing-masing sebesar 1,43% dan 0,93%. HMSP lantas menjadi saham dengan kontribusi terbesar bagi penguatan IHSG.
Harga saham kedua perusahaan yang sudah tertekan dalam beberapa waktu kebelakang membuka ruang bagi pelaku pasar untuk melakukan akumulasi, terlebih ketika ada angin segar dari negeri paman sam. Sebagai catatan, tekanan terhadap harga saham HMSP dan GGRM dalam beberapa waktu kebelakang datang dari penurunan daya beli masyarakat yang ditunjukkan oleh survei penjualan ritel bulan Januari, serta menurunnya indeks keyakinan konsumen pada bulan Februari.
Khusus untuk HMSP, kinerja keuangan perusahaan juga dapat dikatakan mengecewakan. Sepanjang 2017, penjualan perusahaan hanya tumbuh sebesar 3,8% menjadi Rp 99,09 triliun. Capaian ini lebih rendah dari tahun 2016 yang sebesar 7,18%. Sementara itu, laba bersih justru turun tipis sebesar 0,72% menjadi Rp 12,67 triliun, turun dari capaian tahun 2016 ketika laba bersih mampu tumbuh sebesar 23,15%.
Selain saham emiten rokok, beberapa saham blue chip lainnya yang banyak diburu investor hari ini adalah PT Telekomunikasi Indokesia Tbk/TLKM (+1,08%), PT Mayora Indah Tbk/MYOR (+5,47%), dan PT Astra International Tbk/ASII (+0,68%).
(hps/hps) Next Article Saham Blue Chip Dijual Asing, BBCA Paling Besar
Pelaku pasar domestik optimistis dan lebih berani melakukan akumulasi beli, setelah The Fed memastikan akan menaikkan suku bunga tahun ini sebanyak tiga kali. Ketakutan pelaku pasar bahwa The Fed akan menaikkan sampai 4 kali pudar untuk saat ini.
Investor memburu saham-saham dengan kapitalisasi pasar jumbo, utamanya yang berada dalam sektor barang konsumsi; sektor ini menguat hingga 0,9% dan menjadi sektor dengan kontribusi terbesar bagi penguatan IHSG pada pagi hari ini.
Harga saham kedua perusahaan yang sudah tertekan dalam beberapa waktu kebelakang membuka ruang bagi pelaku pasar untuk melakukan akumulasi, terlebih ketika ada angin segar dari negeri paman sam. Sebagai catatan, tekanan terhadap harga saham HMSP dan GGRM dalam beberapa waktu kebelakang datang dari penurunan daya beli masyarakat yang ditunjukkan oleh survei penjualan ritel bulan Januari, serta menurunnya indeks keyakinan konsumen pada bulan Februari.
Khusus untuk HMSP, kinerja keuangan perusahaan juga dapat dikatakan mengecewakan. Sepanjang 2017, penjualan perusahaan hanya tumbuh sebesar 3,8% menjadi Rp 99,09 triliun. Capaian ini lebih rendah dari tahun 2016 yang sebesar 7,18%. Sementara itu, laba bersih justru turun tipis sebesar 0,72% menjadi Rp 12,67 triliun, turun dari capaian tahun 2016 ketika laba bersih mampu tumbuh sebesar 23,15%.
Selain saham emiten rokok, beberapa saham blue chip lainnya yang banyak diburu investor hari ini adalah PT Telekomunikasi Indokesia Tbk/TLKM (+1,08%), PT Mayora Indah Tbk/MYOR (+5,47%), dan PT Astra International Tbk/ASII (+0,68%).
(hps/hps) Next Article Saham Blue Chip Dijual Asing, BBCA Paling Besar
Most Popular