IHSG Akhiri Rentetan Kekalahan, Investor Asing Masih Jualan

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 March 2018 17:49
Investor asing untuk melakukan aksi jual senilai Rp 775,15 miliar.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - IHSG ditutup menguat 1,11% pada perdagangan hari ini, Rabu (21/3/2018), ke level 6.312,83 poin. Pelemahan yang terjadi selama enam hari berturut-turut telah membuka ruang akumulasi. Seluruh sektor kompak ditutup menguat, dipimpin oleh sektor agrikultur yang naik hingga 2,96%.

Transaksi berlangsung ramai, yaitu senilai Rp 9,3 triliun dengan volume transaksi sebanyak 11,52 miliar. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 394.632 kali. Sebanyak 250 saham mencatatkan kenaikan harga, 109 saham melemah, sementara 213 lainnya tidak mencatatkan perubahan harga.

Pelemahan IHSG terjadi di tengah-tengah bursa saham regional yang mayoritas mengakhiri hari di zona merah: indeks Nikkei turun 0,47%, indeks Shanghai turun 0,27%, indeks Hang Seng turun 0,43%, indeks Straits Times turun 0,06%, indeks Kospi turun 0,02%, dan indeks SET (Thailand) turun 0,05%.

Sentimen positif dari Wall Street tak berhasil mengangkat bursa saham regional. Pelaku pasar nampak masih bermain aman sembari menantikan hasil pertemuan dewan gubenur Federal Reserve yang akan diumumkan dini hari nanti. Jika The Fed ternyata berencana menaikkan suku bunga acuan lebih dari tiga kali seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, maka aliran modal keluar menuju Negeri Paman Sam berpotensi berlanjut.

Di Jepang, koreksi bursa saham dipicu oleh panasnya tensi politik di Negeri Sakura tersebut, setelah Perdana Menteri Shinzo Abe dan Menteri Keuangan Taro Aso dikabarkan terlibat dalam skandal dugaan pemberian diskon harga tanah pemerintah untuk mendukung pembukaan sekolah milik sang perdana menteri. Kementerian Keuangan telah mengaku mengubah dokumen terkait transaksi tanah tersebut.

Dari dalam negeri, investor nampak memburu saham-saham emiten perkebunan, utamanya CPO yang sudah tertekan dalam beberapa hari terakhir. Aksi beli ini didukung oleh penguatan harga CPO.

Pada perdagangan hari ini, harga CPO kontrak pengiriman bulan Juni naik tipis 0,04% ke level MYR 2.436/ton, masih dipicu oleh kuatnya ekspor dari Malaysia selaku produsen CPO nomor 1 menjelang bulan Ramadhan. Kenaikan harga ini merupakan yang ketiga kali secara berturut-turut.

Ekspor produk CPO Malaysia periode 1-20 Maret naik sebesar 15,3% secara month-on-month (mom) menjadi 913.091 ton. Investor pun berharap kinerja emiten-emiten CPO dalam negeri bisa terdongkrak.


Beberapa saham emiten agrikultur yang mencatatkan kenaikan signifikan di antaranya: PT Astra Agro Lestari Tbk (ALLI) naik 6,54%, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) naik 5,49%, dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) naik 4,35%.

Saham-saham yang berkontribusi paling besar bagi penguatan IHSG hari ini di antaranya: PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik 2,55%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 1,87%, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik 1,37%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 1,23%, dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) naik 3,86%.

Rupiah melemah 0,11% ke level Rp 13.760/dolar AS. Pelemahan rupiah lantas kembali mendorong investor asing untuk melakukan aksi jual senilai Rp 775,15 miliar.

PT Astra International Tbk/ASII (Rp 225,16 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 159,22 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 118,43 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 80,03 miliar), dan PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 78,51 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing.
(prm) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular