Bursa Regional Hijau, IHSG Bisa Menguat Terbatas

Tim CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
21 March 2018 09:14
Pada awal perdagangan bursa hari ini, saham-saham emiten kecil yang menguat tinggi diawal perdagangan
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,27% ke level 6.260,18 poin. IHSG berbalik arah setelah kemarin ditutup terkoreksi. IHSG yang dibuka menguat ini sejalan dengan bursa-bursa Asia.

Pada awal perdagangan hari ini, penguatan IHSG ditopang oleh saham-saham emiten kecil yang langsung naik tinggi diawal perdagangan. Saham PT Kobexindo Tractor Tbk (KOBX) menguat 28,4%, saham PT Centratama Telekomunikasi Indoensia Tbk (CENT) menguat 25,47% dan saham PT Alia Pasific Fiber Tbk (POLY) yang naik 21,94%.

Pada awal perdagangan ini bursa-bursa Asia dibuka menguat. Indeks Hang Seng dibuka menguat 0,8% jadi 31.811,98 poin. Indeks Kospi juga dibuka menguat 0,11%.

Penguatan bursa Asia pada pembukaan ini sejalan dengan bursa Amerika Serikat, Wall Street yang ditutup menguat terbatas. Dow Jones Industrial Average naik 0,47%, S&P 500 menguat 0,15%, dan Nasdaq bertambah 0,27%. 

Untuk perdagangan hari ini, terdapat sejumlah sentimen positif yang bisa membuat IHSG berbalik arah ke zona hijau. Pertama, hijaunya Wall Street bisa menjadi bensin yang mendorong penguatan bursa Asia, termasuk Indonesia. 

Kedua, IHSG yang sudah terkoreksi enam hari beruntun juga membuat harga aset menjadi lebih rendah. Kini IHSG sudah minus 1,76% sejak awal tahun, yang bisa dimanfaatkan investor untuk melakukan aksi borong. 

Ketiga, harga komoditas juga bisa menjadi sentimen positif buat IHSG. Kenaikan harga minyak diharapkan masih berlanjut pada sesi perdagangan bursa domestik, sehingga menjadi pendorong kenaikan saham-saham emiten migas dan pertambangan. 

Keempat, masih ada emiten yang akan melaporkan kinerjanya. Bila laporan keuangan emiten cukup soid, maka akan menjadi energi penguatan untuk IHSG. 

Namun, ada pula beberapa risiko yang bisa membuat IHSG masih terjebak di zona merah. Pertama adalah sikap investor, terutama asing, yang masih wait and see menantikan pertemuan The Fed.  

Tidak hanya The Fed, beberapa bank sentral lain juga akan melakukan pertemuan pada pekan ini yaitu Bank of England (BoE) dan Bank Indonesia (BI). Pelaku pasar sepertinya semakin konservatif, karena ingin melihat arah kebijakan para bank sentral ini sebelum mengambil langkah selanjutnya. 

Kedua, investor (utamanya asing) sedang memburu dolar AS untuk mengamankan posisi jelang pertemuan The Fed. Ini akan membuat greenback terapresiasi dan mata uang lainnya, termasuk rupiah, berpotensi melemah. Pelemahan rupiah bukan kabar baik untuk IHSG. 

Ketiga, meski IHSG telah terkoreksi selama enam hari, tetapi masih tetap ada risiko ambil untung. Valuasi IHSG masih relatif mahal dibandingkan bursa kawasan. Price to earnings (P/E) saat ini mencapai 17,65 kali sementara Straits Times hanya 11,59 kali, KLCI 16,76 kali, SETi 17,02 kali, Nikkei 225 15,43 kali, Hang Seng 13,34%, dan Kospi 12,1 kali.

(roy/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular