Kurs JISDOR

Rupiah Menguat Tipis, Dolar AS Melemah ke Rp 13.761/US$

Herdaru Purnomo & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 March 2018 10:03
Nilai tukar rupiah menguat terbatas pagi ini dalam perdagangan antar bank.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat terbatas pagi ini dalam perdagangan antar bank. Dolar AS melemah 4 poin dari perdagangan hari sebelumnya.

Mengutip data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dipublikasikan Bank Indonesia, Selasa (20/3/2018) dolar AS tercatat berada di level Rp 13.761/US$. Pada hari sebelumnya, Senin (19/3/2018) dolar AS tercatat berada di level Rp 13.765/US$.

Mengutip data Reuters pada pukul 10.00 WIB, Selasa (20/3/2018) dolar AS di pasar spot berada di Rp 13.762/US$ dan sempat jatuh ke level terendahnya di Rp 13.755/US$. Adapun level tertingginya dolar AS berada di Rp 13.765/US$.

Dolar AS bergerak melemah terhadap mata uang regional, termasuk rupiah. Mengutip Reuters, rupiah berpotensi menguat hingga ke level support Rp 13.730/US$.

Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, bergerak melemah 0,11%. Pelemahan dolar merupakan akibat dilepasnya mata uang ini, karena poundsterling dan euro tengah menjadi primadona investor.

Inggris mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa (UE) mengenai keluarnya Negeri Elizabeth dari organisasi tersebut (Brexit). Inggris tetap akan menjadi anggota UE tanpa hak suara (non-voting member) sampai akhir 2020. Selain itu, Irlandia Utara akan tetap menjadi wilayah pabean UE.

Mulusnya kesepakatan ini membuat pelaku pasar yakin bahwa Brexit tidak akan membawa dampak positif bagi perekonomian. Oleh karena itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi 1,7% pada 2018 (naik dari perkiraan sebelumnya yaitu 1,5%) masih sangat relevan.

Dengan perkembangan tersebut, pasar pun semakin yakin bahwa Bank Sentral Inggris (BoE) akan mulai menerapkan kebijakan moneter ketat. BoE dijadwalkan akan melakukan pertemuan untuk menentukan suku bunga acuan pada 22 Maret waktu setempat.

Konsensus pasar menilai BoE masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan tersebut. BoE diperkirakan baru menaikkan suku bunga pada pertemuan Mei, dan bahkan beberapa pihak memperkirakan ada kenaikan sekali lagi pada tahun ini.

Perkembangan ini membuat sterling menguat signifikan. Pagi ini, sterling menguat 0,14% di hadapan greenback.

Tidak hanya poundsterling, euro pun mengalami apresiasi. Seperti halnya sterling, penguatan euro pun didorong oleh wacana pengetatan kebijakan moneter.

Reuters melaporkan, sejumlah pengambil kebijakan di Bank Sentral Uni Eropa (ECB) kini mulai berpikir untuk mengubah arah kebijakan. Awalnya, alur pengetatan moneter dilakukan dengan mengurangi pembelian surat-surat berharga (quantitative easing), tetapi kini mulai ada pemikiran agar langsung melalui kenaikan suku bunga.

Kabar ini langsung menjadi bensin bagi euro untuk melaju. Pagi ini, euro menguat 0,11% terhadap dolar AS.

Penguatan sterling dan euro menyebabkan dolar AS sedikit tertekan. Tekanan yang dialami dolar AS berhasil dimanfaatkan oleh berbagai mata uang untuk menguat, termasuk rupiah.




(dru) Next Article Rupiah Kurang Bergairah, Jadi PR Pemerintah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular