
Tak Hanya di Pasar Saham, Investor Asing Juga Lepas Obligasi
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 March 2018 13:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi jual investor asing tak hanya terjadi di pasar saham, namun juga di pasar obligasi.
Mengutip data yang dipublikasikan oleh Kementerian Keuangan, Sabtu (17/3/2018), kepemilikan investor asing atas Surat Berharga Negara (SBN) yang dapat diperdagangkan per 15 Maret lalu adalah sebesar Rp 833,59 triliun. Padahal per akhir tahun 2017, nilainya masih sebesar Rp 836,15 triliun. Artinya, sepanjang tahun ini investor asing melakukan jual bersih senilai Rp 2,56 triliun di pasar obligasi.
Keluarnya investor asing di pasar obligasi disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, pelemahan rupiah. Pelemahan nilai tukar yang terjadi beberapa waktu terakhir telah mendorong investor asing melepas kepemilikannya guna menghindari rugi kurs. Kedua, imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia memang sudah cenderung rendah, sehingga spread alias selisih dengan inflasinya menyempit.
Berpeluang Kembali
Tak seperti di pasar saham, di pasar obligasi aliran modal asing berpeluang berbalik menjadi positif. Pasalnya, nilai jual bersih belum sebesar di pasar saham yang mencapai Rp 17,3 triliun.
Kemudian, aksi jual yang terjadi belakangan ini telah mendorong imbal hasil naik sehingga menjadikannya lebih atraktif. Benar saja, minat investor pada lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang sempat lesu kini nampak sudah kembali bergairah.
Hal ini dibuktikan oleh penawaran yang selalu lebih tinggi ketimbang target penerbitannya dalam beberapa waktu terakhir.
Jaga Inflasi
Salah satu upaya yang perlu dilakukan pemerintah guna memastikan pasar obligasi tetap menarik bagi investor asing adalah pengendalian inflasi. Pada tahun ini, inflasi ditargetkan sebesar 3,5%, lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2017 yang sebesar 3,61%.
Jika inflasi ternyata lebih tinggi dari yang sudah ditargetkan, otomatis daya tarik SBN menjadi berkurang dan aksi jual bisa jadi berlanjut. Pada akhirnya, APBN menjadi terbebani dikarenakan pemerintah harus membayar bunga yang lebih tinggi atas SBN yang diterbitkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dru) Next Article Komoditas Hingga Perbankan, Sektor Berpeluang Melesat di 2021
Mengutip data yang dipublikasikan oleh Kementerian Keuangan, Sabtu (17/3/2018), kepemilikan investor asing atas Surat Berharga Negara (SBN) yang dapat diperdagangkan per 15 Maret lalu adalah sebesar Rp 833,59 triliun. Padahal per akhir tahun 2017, nilainya masih sebesar Rp 836,15 triliun. Artinya, sepanjang tahun ini investor asing melakukan jual bersih senilai Rp 2,56 triliun di pasar obligasi.
Keluarnya investor asing di pasar obligasi disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, pelemahan rupiah. Pelemahan nilai tukar yang terjadi beberapa waktu terakhir telah mendorong investor asing melepas kepemilikannya guna menghindari rugi kurs. Kedua, imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia memang sudah cenderung rendah, sehingga spread alias selisih dengan inflasinya menyempit.
![]() |
Berpeluang Kembali
Tak seperti di pasar saham, di pasar obligasi aliran modal asing berpeluang berbalik menjadi positif. Pasalnya, nilai jual bersih belum sebesar di pasar saham yang mencapai Rp 17,3 triliun.
Kemudian, aksi jual yang terjadi belakangan ini telah mendorong imbal hasil naik sehingga menjadikannya lebih atraktif. Benar saja, minat investor pada lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang sempat lesu kini nampak sudah kembali bergairah.
Hal ini dibuktikan oleh penawaran yang selalu lebih tinggi ketimbang target penerbitannya dalam beberapa waktu terakhir.
![]() |
Jaga Inflasi
Salah satu upaya yang perlu dilakukan pemerintah guna memastikan pasar obligasi tetap menarik bagi investor asing adalah pengendalian inflasi. Pada tahun ini, inflasi ditargetkan sebesar 3,5%, lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2017 yang sebesar 3,61%.
Jika inflasi ternyata lebih tinggi dari yang sudah ditargetkan, otomatis daya tarik SBN menjadi berkurang dan aksi jual bisa jadi berlanjut. Pada akhirnya, APBN menjadi terbebani dikarenakan pemerintah harus membayar bunga yang lebih tinggi atas SBN yang diterbitkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dru) Next Article Komoditas Hingga Perbankan, Sektor Berpeluang Melesat di 2021
Most Popular