
Volatilitas Rupiah Batasi Gerak Penurunan Bunga Deposito Bank
gita rossiana, CNBC Indonesia
16 March 2018 17:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan volatilitas nilai tukar akan membatasi penurunan suku bunga. Pasalnya, hal ini mempengaruhi bank dalam mengelola likuditas baik untuk simpanan rupiah maupun valas.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia pada Jumat (16/3/2018), rata-rata bunga deposito bank benchmark LPS mencapai 5,42% pada akhir Februari 2018. Nilai tersebut menurun 6 bps dari posisi akhir Januari 2017.
Hal yang sama terjadi pula pada rata-rata suku bunga minimum yang menurun 5 bps ke posisi 4,66% dan rata-rata suku bunga maksimum yang terpantau turun sebanyak 6 bps menjadi 6,19%.
Direktur Group Risiko dan Sistem Keuangan LPS Doddy Ariefianto mengungkapkan, tren penurunan bunga deposito potensial terjadi, meski dalam kisaran terbatas. Kondisi ini merupakan implikasi dari kondisi likuiditas yang masih cukup memadai dan penyaluran kredit yang masih rendah.
"Di sisi lain, volatilitas nilai tukar secara tidak langsung akan mempengaruhi strategi bank dalam mengelola likuditas (tingkat bunga), baik untuk simpanan rupiah maupun valas. Kondisi ini diperkirakan akan membatasi ruang penurunan suku bunga," ucap dia.
Sementara dari sisi pertumbuhan kredit diharapkan dapat membaik, meski diperkirakan masih akan cenderung terbatas hingga akhir triwulan pertama tahun 2018. Di sisi lain, pertumbuhan DPK diproyeksikan juga akan cenderung stabil di tengah adanya volatilitas nilai tukar yang dapat mempengaruhi kondisi DPK valas.
"Akumulasi cash yang masih dilakukan oleh nasabah korporasi dan deposan besar diperkirakan masih menjadi faktor penentu pertumbuhan DPK, meskipun secara agregat LDR pada akhir tahun diperkirakan akan berada di atas 90%," ucap dia.
(dru) Next Article BI : Suku Bunga Kredit Bank Sudah Turun ke 11,27%
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia pada Jumat (16/3/2018), rata-rata bunga deposito bank benchmark LPS mencapai 5,42% pada akhir Februari 2018. Nilai tersebut menurun 6 bps dari posisi akhir Januari 2017.
Hal yang sama terjadi pula pada rata-rata suku bunga minimum yang menurun 5 bps ke posisi 4,66% dan rata-rata suku bunga maksimum yang terpantau turun sebanyak 6 bps menjadi 6,19%.
Direktur Group Risiko dan Sistem Keuangan LPS Doddy Ariefianto mengungkapkan, tren penurunan bunga deposito potensial terjadi, meski dalam kisaran terbatas. Kondisi ini merupakan implikasi dari kondisi likuiditas yang masih cukup memadai dan penyaluran kredit yang masih rendah.
"Di sisi lain, volatilitas nilai tukar secara tidak langsung akan mempengaruhi strategi bank dalam mengelola likuditas (tingkat bunga), baik untuk simpanan rupiah maupun valas. Kondisi ini diperkirakan akan membatasi ruang penurunan suku bunga," ucap dia.
Sementara dari sisi pertumbuhan kredit diharapkan dapat membaik, meski diperkirakan masih akan cenderung terbatas hingga akhir triwulan pertama tahun 2018. Di sisi lain, pertumbuhan DPK diproyeksikan juga akan cenderung stabil di tengah adanya volatilitas nilai tukar yang dapat mempengaruhi kondisi DPK valas.
"Akumulasi cash yang masih dilakukan oleh nasabah korporasi dan deposan besar diperkirakan masih menjadi faktor penentu pertumbuhan DPK, meskipun secara agregat LDR pada akhir tahun diperkirakan akan berada di atas 90%," ucap dia.
(dru) Next Article BI : Suku Bunga Kredit Bank Sudah Turun ke 11,27%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular