Dalam Sepekan Harga Minyak dan Batu Bara Tertekan

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
16 March 2018 15:00
Dalam Sepekan Harga Minyak dan Batu Bara Tertekan
Foto: REUTERS/Andrew Cullen
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dalam sepekan terakhir cenderung terkoreski seiring kenaikan kekhawatiran peningkatan pasokan dari AS dan negara-negara lainnya yang mengancam usaha OPEC untuk mengetatkan pasar di sepanjang pekan ini.

Namun demikian, hingga pukul 13.44 WIB, harga minyak mentah jenis light sweet untuk kontrak pengiriman April 2018 masih menguat tipis 0,11% ke US$ 61,26/barel dari hari sebelumnya. Sementara itu, harga minyak jenis brent untuk kontrak pengiriman Mei 2018 menguat 0,08% ke US$ 65,17/barel.

Pada akhir pekan lalu (9/3), harga minyak jenis light sweet dan brent tercatat masing-masing sebesar US$ 62,04/barel dan US$ 65,49/barel, dengan mencatatkan performa mingguan positif menguat masing-masing sebesar 1,29% dan 1,74%.

Foto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung

Pada hari Kamis (15/2) waktu setempat, International Energy Agency (IEA), menyatakan bahwa pasokan minyak global bulan Februari tercatat sebesar 97,9 juta barel per hari, atau meningkat sebesar 700.000 barel per hari (bph) dari tahun lalu.

Sebagai tambahan, IEA juga berkata bahwa pasokan dari negara produsen minyak selain OPEC, dipimpin oleh AS, akan meningkat sebesar 1,8 juta bph pada tahun ini, dibandingkan dengan kenaikan sebesar 760.000 bph pada tahun lalu. Proyeksi peningkatan pasokan tersebut bahkan melebihi estimasi kenaikan permintaan minyak di tahun ini yang sebesar 1,5 juta bph.

Fenomena tersebut jelas menekan usaha OPEC dan Rusia dalam mengurangi produksi minyaknya, yang sudah dimulai dari Januari 2017 dan direncakanan berakhir di akhir tahun 2018. Pada hari Rabu waktu setempat, pemerintah AS juga melaporkan cadangan minyak mentah meningkat 5 juta barel, melebihi ekspektasi pasar sebesar 2,2 juta barel.

Harga minyak juga seolah tidak mendapat dukungan kuat dari pasar modal. Bursa Asia mayoritas melemah pada hari ini. Hingga pukul 13.30, indeks Nikkei melemah 0,58%, Hang Seng terkoreksi 0,17%, dan Shanghai turun 0,43%. Pelemahan bursa Asia ini dipicu anjloknya indeks S&P500 selama 4 hari berturut-turut, akibat adanya perubahan posisi di administrasi pemerintahan Donald Trump, yang berpotensi memicu perang dagang lebih lanjut, khususnya dengan Negeri Tirai Bambu.

Dari bursa domestik, harga saham emiten sektor perminyakan hingga pukul 13.55 masih bervariasi. Saham PT Medco Energi International Tbk (MEDC) terkoreksi 2,72% ke 1.255, PT Elnusa Tbk (ELSA) turun 1,26% ke 470, PT Benakat Integra Tbk (BIPI) tidak mencatatkan perubahan di angka 88, dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menguat 1,68% ke 242.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Dari komoditas batu bara, harga batu bara ICE Newcastle masih menunjukkan tren penurunan sejak minggu terakhir Februari. Harga batu bara pada tanggal 15 Maret tercatat sebesar 97,85, menguat tipis 0,15% dari hari sebelimnya. Namun, apabila dibandingkan dengan harga tertinggi di tahun ini yang mencapai 109 pada tanggal 29 Januari, harga batu bara telah melemah sebesar 10,23%.
Dalam Sepekan Harga Minyak dan Batu Bara TertekanFoto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung

Kontraksi harga batu bara memang masih didorong oleh kebijakan pemerintah China yang memperkenalkan standar energi terbarukan dan mewajibkan seluruh Produsen Pembangkit Independen China (IPPs) untuk menetapkan 15% dari total pembangkit listrik portofolio untuk energi terbarukan hingga 2020.

Konsumsi China juga diperkirakan masih melemah karena tahun lalu sudah cukup tinggi kenaikannya, ditambah pemerintah China juga akan memperbaiki masalah over-kapasitas terutama pada industri baja dan semen. Sementara itu, kekhawatiran akan masih berkembangnya perang dagang China dan AS, turut membebani harga batu bara di pekan ini.

Dari bursa domestik, beberapa saham batu bara mampu rebound setelah tertekan selama beberapa hari sebelumnya. Hingga pukul 14.15, harga saham PT PT Bumi Resources Tbk menguat 2,17% ke 282, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 0,72% ke 2.810, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) terkoreksi 0,98% ke 2.030, dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik 1,73% ke 26.450.

Akan tetapi, nampaknya rebound tersebut hanya dalam jangka pendek seiring masih tertekannya harga batu bara global. Indeks saham sektor pertambangan pun tercatat masih terkoreksi sebesar 0,33% hingga pukul 14.19. **
Next Page
Batu Bara
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular