
IHSG Terkoreksi 1,35%, Dipicu Sentimen Regional dan Domestik
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 March 2018 16:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,35% pada perdagangan hari ini ke level 6.412,85 poin. Seluruh sektor saham kompak berakhir di zona merah, dipimpin oleh sektor barang konsumsi yang anjlok hingga 2,35%.
Transaksi berlangsung moderat senilai Rp 8,9 triliun dengan volume transaksi sebanyak 11,8 miliar. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 390.879 kali. Sebanyak 104 saham mencatatkan kenaikan harga, 231 saham melemah, sementara 219 lainnya tidak mencatatkan perubahan harga.
Penguatan IHSG terjadi ditengah penguatan mayoritas bursa saham regional: indeks Nikkei menguat 0,66%, indeks Hang Seng menguat 0,02%, indeks Strait Times menguat 0,38%, indeks Kospi menguat 0,42%, indeks SET (Thailand) menguat 0,22%, dan indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI menguat 0,15%. Bursa regional nampak tak bisa banyak menguat pasca Wall Street ditutup variatif. menyusul kembali munculnya kekhawatiran terkait perang dagang.
Terlepas dari penguatan bursa saham regional, laju IHSG dibebani pelemahan penjualan ritel pada Januari silam. Kemarin, sektor barang konsumsi sempat melemah hingga 0,66%, sebelumnya akhirnya ditutup di zona hijau (+0,29%). Nampaknya, penguatan yang terjadi pada sektor-sektor lain berhasil mendorong sektor barang konsumsi untuk berbalik menguat. Namun pada hari ini, ketika indeks sektoral lainnya melemah, tak ada lagi hal yang mampu menopang pergerakan saham-saham barang konsumsi.
Seperti diketahui sebelumnya, survei penjualan ritel yang dirilis oleh Bank Indonesia pada hari Jumat lalu menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel sepanjang bulan Januari turun sebesar 1,8% secara year-on-year (YoY). Padahal, pada periode yang sama tahun 2017, pertumbuhannya mencapai 6,3% YoY. Pelemahan penjualan paling besar terjadi pada komponen makanan, minuman & tembakau.
Pada bulan Januari, penjualannya hanya tumbuh sebesar 2% YoY, turun dari capaian Januari 2017 yang sebesar 7,3% YoY. Saham-saham emiten rokok pun dilepas oleh pelaku pasar: PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 4,18%, sementara PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) turun 3,88%. GGRM menjadi saham dengan kontribusi terbesar ke-3 bagi pelemahan IHSG.
Selain emiten-emiten produsen rokok, aksi jual pada saham-saham emiten operator telekomunikasi ikut menekan laju pasar saham domestik: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun 2,62% dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) turun 2,93%. Bahkan, saham TLKM merupakan kontributor terbesar bagi pelemahan IHSG pada perdagangan hari ini.
Pelemahan saham TLKM nampak disebabkan oleh aksi ambil untung, setelah sempat menguat hingga 5% hanya dalam waktu 3 hari ke level Rp 4.200/saham. Untuk EXCL, kinerja saham perusahaan terus berada dalam tekanan semenjak mempublikasikan laporan keuangan pada awal Februari silam. Sepanjang 2017, EXCL membukukan laba bersih Rp 357,22 miliar, turun 0,08% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 375,51 miliar.
Penguatan rupiah sebesar 0,14% ke level Rp 13.746/dolar AS nampak belum mampu menarik aliran modal asing ke bursa saham. Sentimen negatif dari melemahnya penjualan ritel nampak lebih mendominasi.
Investor asing mencatatkan jual bersih senilai Rp 702,07 miliar. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 145,03 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 143,91 miliar), PT Bank mandiri Tbk/BMRI (Rp 100,07 miliar), PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS (Rp 78,8 miliar), dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk/HMSP (Rp 71,99 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing.
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Transaksi berlangsung moderat senilai Rp 8,9 triliun dengan volume transaksi sebanyak 11,8 miliar. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 390.879 kali. Sebanyak 104 saham mencatatkan kenaikan harga, 231 saham melemah, sementara 219 lainnya tidak mencatatkan perubahan harga.
Penguatan IHSG terjadi ditengah penguatan mayoritas bursa saham regional: indeks Nikkei menguat 0,66%, indeks Hang Seng menguat 0,02%, indeks Strait Times menguat 0,38%, indeks Kospi menguat 0,42%, indeks SET (Thailand) menguat 0,22%, dan indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI menguat 0,15%. Bursa regional nampak tak bisa banyak menguat pasca Wall Street ditutup variatif. menyusul kembali munculnya kekhawatiran terkait perang dagang.
Seperti diketahui sebelumnya, survei penjualan ritel yang dirilis oleh Bank Indonesia pada hari Jumat lalu menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel sepanjang bulan Januari turun sebesar 1,8% secara year-on-year (YoY). Padahal, pada periode yang sama tahun 2017, pertumbuhannya mencapai 6,3% YoY. Pelemahan penjualan paling besar terjadi pada komponen makanan, minuman & tembakau.
Pada bulan Januari, penjualannya hanya tumbuh sebesar 2% YoY, turun dari capaian Januari 2017 yang sebesar 7,3% YoY. Saham-saham emiten rokok pun dilepas oleh pelaku pasar: PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 4,18%, sementara PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) turun 3,88%. GGRM menjadi saham dengan kontribusi terbesar ke-3 bagi pelemahan IHSG.
Selain emiten-emiten produsen rokok, aksi jual pada saham-saham emiten operator telekomunikasi ikut menekan laju pasar saham domestik: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun 2,62% dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) turun 2,93%. Bahkan, saham TLKM merupakan kontributor terbesar bagi pelemahan IHSG pada perdagangan hari ini.
Pelemahan saham TLKM nampak disebabkan oleh aksi ambil untung, setelah sempat menguat hingga 5% hanya dalam waktu 3 hari ke level Rp 4.200/saham. Untuk EXCL, kinerja saham perusahaan terus berada dalam tekanan semenjak mempublikasikan laporan keuangan pada awal Februari silam. Sepanjang 2017, EXCL membukukan laba bersih Rp 357,22 miliar, turun 0,08% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 375,51 miliar.
Penguatan rupiah sebesar 0,14% ke level Rp 13.746/dolar AS nampak belum mampu menarik aliran modal asing ke bursa saham. Sentimen negatif dari melemahnya penjualan ritel nampak lebih mendominasi.
Investor asing mencatatkan jual bersih senilai Rp 702,07 miliar. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 145,03 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 143,91 miliar), PT Bank mandiri Tbk/BMRI (Rp 100,07 miliar), PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS (Rp 78,8 miliar), dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk/HMSP (Rp 71,99 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing.
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular