
Investor Lepas Saham-saham Produsen Rokok
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
13 March 2018 11:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten produsen rokok anjlok, yang mendorong indeksĀ sektor barang konsumsi yang anjlok hingga 1,6%. Tekanan pada sektor ini nampak belum berhenti, didorong oleh lemahnya penjualan ritel pada Januari.
Pelemahan penjualan paling besar terjadi pada komponen makanan, minuman & tembakau. Pada bulan Januari, penjualannya hanya tumbuh sebesar 2% YoY, turun dari capaian Januari 2017 yang sebesar 7,3% YoY.
Saham-saham emiten rokok pun dilepas oleh pelaku pasar: PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 2,43%, sementara PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) turun 3,2%. GGRM menjadi saham dengan kontribusi terbesar kedua bagi pelemahan IHSG.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperdagangkan melemah 0,64% pasca naik cukup signifikan kemarin 1,05%. Pelemahan IHSG salah satunya dipicu oleh bursa saham AS yang diperdagangkan melemah, menyusul kembali munculnya kekhawatiran terkait perang dagang.
Sebelumnya, Bank Indonesia merilis survei penjualan ritel yang menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel sepanjang bulan Januari turun sebesar 1,8% secara year-on-year (YoY). Padahal, pada periode yang sama tahun 2017, pertumbuhannya mencapai 6,3% YoY. Hal ini menandakan bahwa pelemahan daya beli masyarakat Indonesia masih terjadi sampai dengan tahun ini.
Kinerja Mengecewakan
Sebelumnya, kinerja keuangan HMSP memang dapat dikatakan mengecewakan. Sepanjang 2017, penjualan perusahaan tercatat hanya tumbuh sebesar 3,8% menjadi Rp 99,09 triliun. Capaian ini lebih rendah dari tahun 2016 yang sebesar 7,18%.
Sementara itu, laba bersih justru turun tipis sebesar 0,72% menjadi Rp 12,67 triliun, turun dari capaian tahun 2016 ketika laba bersih mampu tumbuh sebesar 23,15%.
Semenjak kinerja keuangan tersebut diumumkan pada 6 Maret lalu, harga saham HMSP terus-menerus merosot. Survei penjualan ritel yang mengecewakan lantas menambah tekanan bagi saham emiten dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 509,03 triliun tersebut.
Sementara itu, GGRM dijadwalkan merilis laporan keuangan tahun 2017 di antara 29 Maret-2 April mendatang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Penguatan Sektor Barang Konsumsi Ditopang Saham Rokok
Pelemahan penjualan paling besar terjadi pada komponen makanan, minuman & tembakau. Pada bulan Januari, penjualannya hanya tumbuh sebesar 2% YoY, turun dari capaian Januari 2017 yang sebesar 7,3% YoY.
Saham-saham emiten rokok pun dilepas oleh pelaku pasar: PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 2,43%, sementara PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) turun 3,2%. GGRM menjadi saham dengan kontribusi terbesar kedua bagi pelemahan IHSG.
Sebelumnya, Bank Indonesia merilis survei penjualan ritel yang menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel sepanjang bulan Januari turun sebesar 1,8% secara year-on-year (YoY). Padahal, pada periode yang sama tahun 2017, pertumbuhannya mencapai 6,3% YoY. Hal ini menandakan bahwa pelemahan daya beli masyarakat Indonesia masih terjadi sampai dengan tahun ini.
Kinerja Mengecewakan
Sebelumnya, kinerja keuangan HMSP memang dapat dikatakan mengecewakan. Sepanjang 2017, penjualan perusahaan tercatat hanya tumbuh sebesar 3,8% menjadi Rp 99,09 triliun. Capaian ini lebih rendah dari tahun 2016 yang sebesar 7,18%.
Sementara itu, laba bersih justru turun tipis sebesar 0,72% menjadi Rp 12,67 triliun, turun dari capaian tahun 2016 ketika laba bersih mampu tumbuh sebesar 23,15%.
Semenjak kinerja keuangan tersebut diumumkan pada 6 Maret lalu, harga saham HMSP terus-menerus merosot. Survei penjualan ritel yang mengecewakan lantas menambah tekanan bagi saham emiten dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 509,03 triliun tersebut.
Sementara itu, GGRM dijadwalkan merilis laporan keuangan tahun 2017 di antara 29 Maret-2 April mendatang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Penguatan Sektor Barang Konsumsi Ditopang Saham Rokok
Most Popular