Nantikan Rilis Kinerja, Saham Emiten Semen Menguat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 March 2018 15:30
Investor menantikan rilis laporan keuangan yang akan dirilis tidak lama lagi.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten semen diperdagangkan menguat pada perdagangan hari ini. Investor menantikan rilis laporan keuangan yang akan dirilis tidak lama lagi. 

Harga saham PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) naik 2,24%. Secara year to date, hingga perdagangan pekan lalu harga saham INTP terkoreksi 8,31%. Sementara itu, harga PT Semen Indonesia TBk (SMGR) hari ini naik 1,18% dan secara year to date naik 6,57%.

Kenaikan harga saham emiten-emiten semen ini lantas mendorong indeks saham sektor industri dasar dan kimia menguat sebesar 1,27% dan menjadikannya indeks sektoral dengan penguatan kedua terbesar setelah sektor pertambangan (+2,6%).

Melansir Reuters, emiten semen terbesar dari sisi kapitalisasi pasar yaitu INTP dijadwalkan merilis laporan keuangan tahun 2017 di antara tanggal 15-19 Maret mendatang. Sementara itu, SMGR yang memiliki kapitalisasi pasar kedua terbesar dijadwalkan merilis kinerja keuangannya di antara 12-16 Maret. Selain itu, masih ada PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) yang belum merilis laporan keuangan tahun lalu. Namun, belum ada jadwal pasti kapan rilis tersebut akan dilakukan oleh perusahaan. Saham SMCB diperdagangkan flat pada level Rp 815/saham sampai dengan berita ini diturunkan.

Masih dilansir dari Reuters, berikut rata-rata dari proyeksi para analis terkait kinerja keuangan masing-masing perusahaan sepanjang 2017.

Kinerja Keuangan Emiten SemenNantikan Rilis Kinerja, Saham Emiten Semen MenguatFoto: CNBC Indonesia

Kurang Menarik 
Sebelumnya, kalangan analis menilai bahwa saham-saham emiten semen kurang menarik pada tahun ini. Fahressi Fahalmesta, analis dari Ciptadana Sekuritas Asia menjelaskan bahwa isu oversupply masih akan mempengaruhi pergerakan harga saham sampai dengan akhir tahun, sehingga kenaikan harga yang sempat terjadi pada pertengahan Februari silam hanyalah sementara.

"Kenaikan harga saham (emiten semen) hanya sementara, karena sampai akhir tahun isu oversupply masih akan kuat mempengaruhi", terang Fahressi ketika dihubungi CNBC Indonesia kala itu. Benar saja, tidak lama setelah itu harga saham emiten-emiten semen berangsur-angsur anjlok.

Dari sisi permintaan, penjualan semen sak yang biasa digunakan untuk pembangunan perumahan diproyeksikan masih belum akan tumbuh signifikan. "Penjualan properti belum menunjukkan pemulihan jangka panjang, walaupun sudah lebih baik dari sebelumnya", sambung Fahressi.

Sebagai catatan, sekitar 75% penjualan semen di Indonesia berasal dari semen sak, sementara semen curah (bulk cement) yang biasa digunakan sebagai bahan baku dalam pembangunan proyek-proyek infrastruktur hanya berkontribusi sekitar 25%. Jadi, penjualan semen akan sangat dipengaruhi oleh pasang-surut kinerja emiten properti.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Menakar Kinerja 3 Saham Setelah Naik Signifikan Kemarin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular