
Laba Bersih Anjlok 51%, Saham PGAS Justru Menguat 1,26%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 March 2018 13:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja keuangan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang kurang memuaskan, tampaknya tidak menjadi perhatian investor. Harga saham berkode PGAS menguat 1,26% sampai dengan akhir sesi 1 ke level Rp 2.420/saham.
Selepas penutupan perdagangan hari Jumat lalu (9/3), perusahaan plat merah ini mengumumkan bahwa laba bersih periode 2017 mengalami penurunan hingga 50,96% jika dibandingkan dengan tahun 2016 menjadi US$143,15 juta (Rp 1,92 triliun).
Capaian ini jauh lebih rendah dibandingkan konsensus yang dikumpulkan oleh Reuters, dimana para analis memproyeksikan laba bersih PGAS akan berada di kisaran US$ 205 juta. Sebagai catatan, pada tahun 2016 penurunan laba bersih PGAS hanya sebesar 24,15% (dari US$ 401,2 juta menjadi US$ 304,3 juta).
Penurunan laba bersih perusahaan disebabkan oleh peningkatan beban usaha yang tak mampu diikuti oleh pertumbuhan pendapatan. Pendapatan PGAS hanya tumbuh 1,19% dari US$2,93 miliar menjadi US$2,97 miliar pada tahun lalu, sementara beban pokok pendapatan tumbuh 6,08% menjadi US$2,17 miliar.
Masih Menarik
Aksi beli pada saham PGAS nampak dipicu oleh prospek perusahaan yang masih cerah, menyusul rencana pembentukan holding BUMN minyak dan gas (migas). Sebagai bagian dari rencana tersebut, PGN disiapkan untuk mengambil alih PT Pertamina Gas (Pertagas) yang sama-sama bergerak di bidang transportasi gas.
Deutsche Bank memproyeksikan laba bersih perseroan tahun ini dapat mencapai US$ 295 juta. Jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu, pertumbuhannya adalah sebesar 106%. Hal ini lantas akan menjadi titik balik perusahaan yang sudah mencatatkan penurunan laba bersih dalam beberapa tahun silam.
Sepanjang tahun ini, harga saham PGAS terus naik sampai mencapai titik tertingginya di level Rp 2.720/saham pada 21 Februari silam (55,4% secara year-to-date). Selepas itu, harga saham PGAS berangsur-angsur turun. Penurunan yang sudah lumayan tersebut lantas membuka ruang bagi pelaku pasar untuk kembali melakukan akumulasi, mengingat prospek perusahaan juga masih cerah.
(hps) Next Article Harga Gas Batal Naik, Saham PGAS Berpotensi Kembali Tertekan
Selepas penutupan perdagangan hari Jumat lalu (9/3), perusahaan plat merah ini mengumumkan bahwa laba bersih periode 2017 mengalami penurunan hingga 50,96% jika dibandingkan dengan tahun 2016 menjadi US$143,15 juta (Rp 1,92 triliun).
Capaian ini jauh lebih rendah dibandingkan konsensus yang dikumpulkan oleh Reuters, dimana para analis memproyeksikan laba bersih PGAS akan berada di kisaran US$ 205 juta. Sebagai catatan, pada tahun 2016 penurunan laba bersih PGAS hanya sebesar 24,15% (dari US$ 401,2 juta menjadi US$ 304,3 juta).
Masih Menarik
Aksi beli pada saham PGAS nampak dipicu oleh prospek perusahaan yang masih cerah, menyusul rencana pembentukan holding BUMN minyak dan gas (migas). Sebagai bagian dari rencana tersebut, PGN disiapkan untuk mengambil alih PT Pertamina Gas (Pertagas) yang sama-sama bergerak di bidang transportasi gas.
Deutsche Bank memproyeksikan laba bersih perseroan tahun ini dapat mencapai US$ 295 juta. Jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu, pertumbuhannya adalah sebesar 106%. Hal ini lantas akan menjadi titik balik perusahaan yang sudah mencatatkan penurunan laba bersih dalam beberapa tahun silam.
Sepanjang tahun ini, harga saham PGAS terus naik sampai mencapai titik tertingginya di level Rp 2.720/saham pada 21 Februari silam (55,4% secara year-to-date). Selepas itu, harga saham PGAS berangsur-angsur turun. Penurunan yang sudah lumayan tersebut lantas membuka ruang bagi pelaku pasar untuk kembali melakukan akumulasi, mengingat prospek perusahaan juga masih cerah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Harga Gas Batal Naik, Saham PGAS Berpotensi Kembali Tertekan
Most Popular