
Sektor Paling Menggiurkan untuk Kucuran Kredit di 2018
gita rossiana, CNBC Indonesia
08 March 2018 19:58

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Central Asia (BCA) Tbk menargetkan pertumbuhan kredit pada 2018 di rentang 9-10%. Ada beberapa segmen kredit yang akan dibidik perseroan untuk mencapai target tersebut.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, ada beberapa sektor yang pertumbuhannya menonjol berdasarkan hasil komunikasi dengan sektor korporasi.
Adapun sektor tersebut adalah sektor jasa keuangan, perkebunan dan pertanian, pembangkit listrik, distribusi, ritel, minyak nabati dan CPO. Sementara yang agak menurun adalah sektor kimia dan plastik, transportasi logistik, bahan bangunan, hasil kayu, pertambangan dan migas.
Selain itu, Jahja juga menilai, sektor industri baja agak melemah tahun ini. Pasalnya, kucuran APBN belum mengalir sehingga permintaan baja kurang meningkat.
"Kami berbicaranya dengan industri lokal, mereka melihat dari sisi permintaan yang tergantung kebutuhan, kalau APBN turun baru permintaan baja meningkat," ujar dia di Jakarta, Kamis (8/3/2018).
Lebih lanjut, Jahja juga melihat masih ada daya beli yang tinggi dari masyarakat kelas menengah ke atas. Hal ini terlihat dari meningkatnya penjualan di ACE Hardware. Sedangkan penjualan di supermarket cenderung menurun.
Secara total, pada tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan kredit di rentang 9-10%. Target ini merupakan target konservatif karena tahun lalu berada di angka 12,3%. "Meningkatnya kredit terjadi di kuartal empat, ketika kuartal tiga 2017, pertumbuhan kredit kami baru 5,7%," papar dia.
Pola ini lanjut dia masih akan berlanjut untuk tahun ini. Pada kuartal I-2018, pertumbuhan kredit akan melambat. Lalu akan kembali normal pada kuartal kedua."Lalu pada kuartal ketiga dan keempat akan meningkat pesat," jelas dia.
(dru) Next Article Terdampak Banjir, Enam Kantor Cabang BCA Tutup Sementara
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, ada beberapa sektor yang pertumbuhannya menonjol berdasarkan hasil komunikasi dengan sektor korporasi.
Adapun sektor tersebut adalah sektor jasa keuangan, perkebunan dan pertanian, pembangkit listrik, distribusi, ritel, minyak nabati dan CPO. Sementara yang agak menurun adalah sektor kimia dan plastik, transportasi logistik, bahan bangunan, hasil kayu, pertambangan dan migas.
"Kami berbicaranya dengan industri lokal, mereka melihat dari sisi permintaan yang tergantung kebutuhan, kalau APBN turun baru permintaan baja meningkat," ujar dia di Jakarta, Kamis (8/3/2018).
Lebih lanjut, Jahja juga melihat masih ada daya beli yang tinggi dari masyarakat kelas menengah ke atas. Hal ini terlihat dari meningkatnya penjualan di ACE Hardware. Sedangkan penjualan di supermarket cenderung menurun.
Secara total, pada tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan kredit di rentang 9-10%. Target ini merupakan target konservatif karena tahun lalu berada di angka 12,3%. "Meningkatnya kredit terjadi di kuartal empat, ketika kuartal tiga 2017, pertumbuhan kredit kami baru 5,7%," papar dia.
Pola ini lanjut dia masih akan berlanjut untuk tahun ini. Pada kuartal I-2018, pertumbuhan kredit akan melambat. Lalu akan kembali normal pada kuartal kedua."Lalu pada kuartal ketiga dan keempat akan meningkat pesat," jelas dia.
(dru) Next Article Terdampak Banjir, Enam Kantor Cabang BCA Tutup Sementara
Most Popular