Tren Koreksi Harga Saham Tambang Berlanjut Pagi Ini

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
08 March 2018 10:03
Pelemahan saham-saham pertambangan tersebut dipicu oleh penurunan harga minyak dan rencana pemerintah menerapkan harga jual khusus batu bara dalam negeri.
Foto: REUTERS/William Hong
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham sektor pertambangan masih tertekan pada perdagangan pagi ini. Pelemahan saham-saham pertambangan tersebut dipicu oleh penurunan harga minyak dan rencana pemerintah menerapkan harga jual khusus batu bara dalam negeri, khususnya untuk PT PLN (Persero).

Harga saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) turun 7,32% menjadi Rp 228 per saham, dengan total nilai transaksi Rp 47,75 miliar dengan volume transaksi 118,48 juta saham. Harga saham PT Indika Energy Tbk (ENRG) turun 7,20% menjadi Rp 3.480 per saham, dengan total nilai transaksi Rp 47,75 miliar dari volume 13,38 juta saham.

Harga saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) terkoreksi 6,02% ke level harga Rp 2.030 per saham, dengan nilai transaksi Rp 96,06 miliar dari volume transaksi 46,43 juta saham. Lalu, saham PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) turun 5,73%, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) turun 5,66% dan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 5,46%.

Harga minyak dunia WTI pada perdagagan hari ini turun ke harga US$ 61,30 per barel. Demikain pula minyak brent turun ke harga US$ 64,50 per barel.

Sementara itu, sentimen lain yang mepengaruhi adalah kebijakan pemerintah menetapkan harga jual khusu batu bara untuk lokal. Sesuai draft yang diterima CNBC Indonesia, pada PP 23/2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara akan disisipkan satu pasal, yakni Pasal 85A. Isi Pasal 85A itu adalah: Dalam rangka pemenuhan kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (1), Menteri menetapkan harga jual batubara tersendiri. Draft tersebut tinggal menunggu pengesahan oleh Presiden Joko Widodo.
(hps) Next Article Kebijakan China Pengaruhi Harga Batu Bara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular